Yang biasa beraktivitas di daerah jalan Sudirman, mulai dari kawasan plaza Semanggi hingga Sarinah, mungkin pernah melihat kakek yang terlihat di gambar. Nama beliau kakek Munawar, 65 tahun. Beliau telah menerima donasi dari donatur dalam project eksekusi kami ke-23 edisi September 2017.
Kakek ini berjualan kue semprong, kue tradisional yang khas dengan rasanya yang manis, kriuk berwujud seperti alat tiup. Kue ini cukup akrab di kalangan masyarakat Indonesia sebab selain enak juga cukup murah. Cocok untuk dijadikan cemilan sehari-hari.
Kakek Munawar biasanya dapat ditemui di sekitar halte Transjakarta Tosari dan Sarinah. Harga per bungkus kue ini hanya Rp15 ribu, dimana Rp2 ribu saja yang masuk ke kantong kakek sebagai labanya. Per hari, kakek inspiratif ini memperoleh pendapatan bersih antara Rp60 dan Rp70 ribu.
Setiap hari beliau naik kendaraan umum dari Kalimati, Daan Mogot untuk menuju tempatnya berjualan. Beliau mulai menjajakan dagangannya pukul 9 pagi sampai pukul 10 malam. Beliau tinggal di sebuah kontrakan bersama empat penjual kue semprong lainnya.
Hasil dari penjualan kue semprong beliau gunakan untuk memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya di Tegal. Kakek Munawar memiliki 10 orang anak, empat di antaranya masih menjadi tanggungan beliau.
Beliau mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan teman-teman, para donatur dan relawan semuanya. Pesan beliau: “Tetap semangat dan terus berdoa dalam bekerja dan berusaha.”
Editor: Eny Wulandari