Kakek Mustofa sangat mengeluhkan pandemi COVID-19 saat ini. Lantaran wabah ini, beliau tidak bisa berjualan di Setu Babakan, Jakarta Selatan. Setu ini ditutup selama pandemi padahal di lokasi wisata ini, beliau memperoleh penghasilan yang lumayan.
Kami menemui kakek Mustofa di kontrakannya di Jalan Raya Condet, Gang Masjid 1, Jakarta Timur. Saat sampai, beliau sedang beristirahat bersama dua orang saudaranya yang sama-sama menjual es krim.
Pendengaran kakek Mustofa terganggu sehingga kami kesulitan berkomunikasi dengan beliau. Jadi untuk berkomunikasi, kami dibantu oleh keponakan beliau yang tinggal mengontrak bersama. Kakek sudah berjualan es krim di Jakarta selama 25 tahun. Biasanya, kakek berjualan di Setu Babakan. Kini, kakek hanya berjualan di daerah Pasar Minggu.
Penghasilan kakek Mustofa sangatlah minim di masa pandemi ini sehingga beliau sudah sebulan tidak bisa pulang ke kampung halamannya di Sukabumi. Penghasilannya sehari antara Rp20 dan Rp50 ribu. Bahkan pernah beliau hanya menjual tiga buah es krim dalam satu hari.
Kakek mempunyai istri dan lima orang anak. Yang bungsu belum menikah dan putus sekolah karena tidak memilik biaya. Kakek berkata beliau tidak mau mengemis karena merasa malu jika harus meminta-minta. Sehari-hari kakek bilang dia hanya memikirkan biaya kontrakan saja sebesar Rp1 juta perbulannya. Uang kontrakan tersebut ditanggung bersama ke-2 saudaranya tadi.
Kakek mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur dan sahabat KNJ yang telah memberikan bantuan dalam project ke-56 yang baru saja berlalu. Semoga semua diberikan kesehatan dan dilancarkan segala urusannya, aamiin.
Penulis dan editor: Eny Wulandari