Halim , Jakarta Timur. Di daerah tersebut ada sebuah tempat olahraga yang mungkin menjadi hobi beberapa orang, golf. Di daerah tersebut terbentang luas padang golf fengan dibatasi oleh dinding-dinding sebagai pembatasnya. Dinding yang mengelilingi padang golf tersebut. Awalnya mungkin tidak ada yang salah dengan adanya dinding tersebut, namun tahukah kalian bahwa di balik dinding yang berdiri kokoh tersebut, ada seorang laki-laki tua yang menggantungkan hidupnya?
Dia adalah kakek Suwanta, pencari bola golf.
Kakek bekerja sebagai pencari bola golf yang keluar dari balik dinding tersebut. Usia beliau sudah memasuki kisaran 73 tahun saat ini. Rumah beliau ada di sekitaran asrama haji Pondok Gede. Rumah yang jaraknya terhitung sedikit jauh bagi kakek apalagi di usianya yang memasuki masa tua. Kakek mulai berangkat pada pukul 7 pagi. Dengan kaki yang sudah tidak sekuat dahulu, kakek mengayuh sepedanya. Sepeda yang akan mengantarnya menuju padang golf tersebut. Berdiam diri menunggu bola-bola itu berdatangan menghampiri kakek. Setiap bola yang kakek dapatkan, beliau akan menjualnya ke sebuah tengkulak dengan harga Rp20 ribu untuk satu bolanya. Bola yang keluar pun tidak menentu, kadang kakek mendapatkannya atau tidak sama sekali setelah menunggu sepagian.
Kakek Wanta tinggal bersama dengan empat orang anaknya serta cucu-cucunya. Istri beliau sudah lama meninggal dunia sekitar 2007. Kakek sendiri sudah melakukan pekerjaan ini sejak 2006 silam. Sebelumnya beliau pernah bekerja di sebuah pabrik pipa. Namun seiring bergantinya tahun maka usia kakek semakin bertambah pula. Tenaga mudanya perlahan-lahan menghilang dimakan usia. Matanya pun sama, perlahan-lahan pandangannya mulai kabur. Karena alasan tersebutlah kakek tidak dipekerjakan lagi di pabrik pipa oleh pihak pabrik tersebut. Setelah tidak bekerja di pabrik pipa, kakek tidak bias menggantungkan hidup beliau kepada anak-anaknya. Hal itu dikarenakan penghasilan mereka pun bias dibilang hanya cukup untuk kebutuhan keluarga mereka masing-masing.
Alhamdulillah donasi untuk kakek Suwanta atau yang biasa dipanggil kakek wanta telah diberikan pada project April tertanggal 29 April 2018. Kakek mengucapkan banyak terima kasih. Tak lupa beliau memanjatkan doanya agar diberikan kemudahan seta dilapangkan rezekinya bagi para donatur.
Editor: Eny Wulandari