Senin siang yang macet di ibukota mewarnai keberangkatan kami dari rumah masing-masing peserta #UmrohUntuk Solia ke bandara Soekarno-Hatta, Banten pada hari itu (13/11/2017). Seorang relawan dari kepanitiaan #KNJSpecialProject ini mendampingi per keluarga solia. Ada yang berangkat dari kediaman kakek Markum di daerah Tomang, nenek Arsani di kawasan Matraman Dalam dan ada yang bertolak dari rumah kakek Supeno atau kakek Parmo di area Cipinang. Tak ketinggalan pula rombongan keluarga dan tetangga serta saudara masing-masing solia menggunakan mobil pribadi mereka di belakang mobil kami. Ada pula relawan yang langsung menyusul di bandara.
Alhamdulillah kami sampai di terminal 2 F bandara tersebut jauh lebih awal dari jam yang ditentukan oleh pihak biro perjalanan, yakni jam 15.00 WIB. Sehingga kami mempunyai banyak waktu untuk mengobrol dengan masing-masing solia, melaksanakan sholat Ashar hingga memberikan amanah donatur berupa uang saku sejumlah 800 real dan Rp2 juta bagi tiap solia.
Selama menunggu jam kumpul yang ditentukan oleh pihak travel, kami berbincang santai dengan masing-masing solia. Kakek Parmo, misalnya, beliau menunjukkan tas yang akan dia bawa selama di perjalanan. Tas-tas kecil tersebut yang akan menempel di badan sedangkan koper sudah terlebih dahulu dititipkan ke pihak travel.
Kakek Markum dan nenek Sari terlihat segar dan siap menjadi tamu Alloh swt hari itu. Sementara nenek Arsani duduk didampingi anak dan keluarga beliau. Sang nenek tak henti mendoakan yang terbaik bagi donatur dan kami.
Si kecil yang merupakan anak bungsu dari bapak Mubin, pendamping kakek Parmo, terlihat rewel sembari menunggu keberangkatan sang ayah. “Iya mbak, dia ngerasa bakal ditinggal ayahnya. Ya maklum belum pernah mau ditinggal selama ini,” kata sang ibu, istri bapak Mubin.
Usai masing-masing menunaikan sholat Ashar kami berfoto bersama. Ada yang foto mewakili kepanitiaan umroh, foto seluruh peserta project ini, per keluarga solia hingga foto kami relawan KNJ dengan seluruh peserta umroh.
Tak terasa waktu keberangkatan pun tiba. Bus ukuran besar sudah menanti jamaah umroh untuk dibawa ke bagian lain di bandara tempat mereka menanti jam bertolak ke Arab Saudi. Kami pun berjabat tangan sambil mendoakan bagi kelancaran dan kesehatan serta keselamatan tiap solia.
Sekali lagi sang bungsu menangis melepas pak Mubin. Untungnya dia cepat riang usai menonton video lucu. Tak kalah haru tentu ucapan dari masing-masing keluarga solia sambil tentunya bercampur dengan bahagia.
Lambaian tangan dari nenek Arsani dan kakek Parmo dari balik jendela kaca bus mengakhiri perjumpaan kami hari itu. Hari yang sungguh melegakan, mengharukan sekaligus menyenangkan yang Insya Alloh akan kami ulangi lagi saat mereka kembali ke bandara yang sama tanggal 22 November 2017 nanti.
Semoga lancar dan sehat selalu kakek Markum, nenek Sari, nenek Arsani, bapak Endang, kakek Parmo dan bapak Mubin, amiiiin ya robbal’alamiiiin.
Editor: Eny Wulandari