Perjuangan seorang ayah demi pendidikan anak selalu membuat haru sekaligus menginspirasi bagi siapapun. Contohnya adalah kisah bapak Adi ini. Beliau adalah salah satu sosok mulia atau solia yang menerima bantuan dari donatur dan sahabat KNJ Oktober ini.
Pak Adi, 56 tahun, menjajakan dagangannya di daerah Pasar Enjo, Jakarta Timur sehabis subuh hingga pukul 11 malam WIB. Beliau berjualan peci, jilbab, celana pangsi, dan lain-lain. Dari berjualan tersebut, pendapatan beliau sangatlah tidak menentu. Saat sedang ramai pembeli, pak Adi berhasil memperoleh antara Rp50 ribu dan Rp100 ribu. Tetapi, saat sedang sepi pernah mendapatkan Rp20 ribu atau bahkan tidak laku sama sekali.
Sebelum memulai berjualan, pak Adi pernah bekerja sebagai mandor tetapi haknya tidak dibayar padahal sudah menyelesaikan kewajibannya. Meskipun begitu, semangat beliau tidak pernah luntur sebab masih ada anak istri yang menjadi tanggung jawabnya.
Pak Adi baru saja mengontrak 1-2 bulan di kontrakan kecil dengan biaya Rp450 ribu sebulan. Sebelumnya, beliau tinggal di sebuah mushola tetapi barang dagangannya tidak aman sehingga rentan untuk dicuri. Beliau sendiri pernah mengalami kejadian naas tersebut.
Keluarga beliau tinggal terpisah. Istri beliau tinggal dengan orang tuanya. Anaknya yang masih SMP tinggal dengan saudaranya. Seorang anaknya yang sedang berkuliah tinggal di Tangerang dan yang satu sedang di Pekanbaru untuk pelatihan kerja. Semua biaya pendidikan anak-anaknya ditanggung oleh beliau sendiri.
Ketika pak Adi mendapatkan donasi dari para donatur yang disalurkan oleh KNJ, beliau merasa bahagia. Beliau akan memakai uang ini untuk modal usahanya dan biaya pedidikan anaknya. Tak lupa beliau mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan tim KNJ.
Editor: Eny Wulandari