Sosok mulia atau solia berikutnya bernama bapak AA Setiawan. Beliau menjadi salah satu solia yang menerima bantuan dari donatur dan sahabat KNJ dalam project eksekusi rutin November 2021 lalu.
Bapak AA Setiawan kini berusia 68 tahun. Sudah 20 tahun beliau berkeliling untuk menjajakan siomay buatannya di daerah Cipete Selatan, tepatnya di sekitar masjid Al Akhyar. Sehari-hari keuntungan yang didapatkan beliau tidak banyak. Beliau tidak menyebut angka pastinya tetapi uang tersebut cukup untuk menghidupi istri beliau di Garut, Jawa Barat.
Beliau mengontrak seorang diri dengan seharga Rp500 ribu per bulan. Kontrakan tempat beliau tinggal juga sangatlah sederhana, bahkan seringkali kebanjiran di musim penghujan ini. Beliau memiliki lima anak, tiga di antaranya telah menikah dan tinggal di desa. Dua lainnya saat ini ini sama-sama merantau di Jakarta namun keadaan ekonominya juga kurang baik.
Mencari nafkah di usia yang sudah menginjak 68 tahun bukanlah hal yang mudah. Fisik yang sudah tak sekuat dulu membuat pak AA Setiawan seringkali kelelahan dan merasa pusing. Kami sempat menanyakan sampai lebih dari tiga untuk memastikan kesehatan pak AA. Namun beliau bilang sudah memeriksakan kesehatannya dan hasilnya sehat-sehat saja. “Cuma kecapekan aja bapak, gakpapa kok gakpapa,” ujarnya berulang kali.
Pak Aa mengaku beliau tidak ingin mengemis karena masih merasa mampu untuk berusaha dan bekerja. Sehingga beliau tidak akan mengemis karena masih memiliki rasa malu. Saat donasi kami berikan, pak AA juga terlihat sangat terharu dan bersyukur hingga memanjatkan doa tak henti-henti.
Rencananya rezeki yang beliau terima akan diberikan sebagian lagi untuk anak-anak yang lebih membutuhkan. Sebelumnya, beliau juga terbiasa memberikan rezeki ke mereka. Pak Aa juga berkata mungkin kebiasaan beliau berbagilah yang membuat beliau selalu diberikan rezeki tak terduga dari Tuhan.
Tak lupa, beliau mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan sahabat KNJ. Semoga segala kebaikan kita semua menjadi barokah dan dilancarkan segala urusan kita di masa depan. Aamiin..
Penulis dan editor: Eny Wulandari