Kegiatan internal KNJ, what's on|

Bagi umat Islam, Idul Adha menjadi hari yang istimewa setelah Idul Fitri. Idul Adha berasal dari dua kata dalam bahasa Arab, yaitu Idul dari kata “‘aada-ya’uudu-awdatan wa ‘iidan” yang berarti kembali. Sedangkan Adha berasal dari kata “Adha-Yudhii-udhiyatan” yang berarti berkorban. Jadi Idul Adha merupakan perayaan sebagai tekad untuk kembali kepada semangat pengorbanan. Kaum muslim di seluruh dunia memperingati Idul Adha setiap tanggal 10 Dzulhijah, sehari setelah pelaksanaan puncak ibadah haji, yaitu wukuf di Arafah.

20170904_170908_0006 Pada momen yang mulia ini, Ketimbang Ngemis Jakarta melakukan eksperimen sosial terbaru berjudul ‘Steak For Solia’. Dari 24 solia yang ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, bapak Sudarmono beserta keluarganya adalah salah satu solia yang berhasil kita ajak untuk meramaikan acara. Bukan hanya sekadar membelikan steak untuk mereka lalu kami pergi. Bukan pula hanya sekadar mengajak beliau dan keluarganya makan di restoran steak lalu kembali. Tetapi tim bapak Sudarmono menjalankan acara ini dengan beda dari yang lain, yaitu melakukan piknik sederhana di salah satu taman di Jakarta Barat.

20170904_170908_0007

Selain menemani beliau beserta keluarga memakan steak yang telah kami beli sebelumnya, di sana kami juga mengobrol santai dan saling bertukar pikiran dengan beliau beserta keluarganya. Kami larut dalam cerita dan keluh kesah beliau ketika harus pindah dari kontrakan lama ke tempat yang baru, tentang anak sulung bapak Sudarmono, Dimas, yang mengalami perundungan atau bullying. Ia diejek oleh teman-temannya karena memiliki orang tua yang bekerja sebagai pengepul botol plastik. Dimas pun akhirnya berhenti sekolah. Namun demikian, pak Sudarmono dan istri tetap positif tentang masa depan anaknya tersebut.

Salah satu cerita yang bapak Sudarmono bagikan kepada kami adalah bahwa anak sulung mereka pernah kabur dari rumah sehingga membuat bapak Sudarmono yang awalnya bekerja sebagai pasukan orange atau petugas kebersihan harus berhenti bekerja untuk mencari Dimas. Akhirnya ketika ditelusuri hingga hampir memakan waktu antara tiga dan empat bulan, bapak Sudarmono menemukan Dimas di panti sosia. Ia pun harus mengeluarkan Rp500 ribu untuk menebus Dimas agar keluar dari sana. Setelah kejadian itu Dimas yang awalnya ceria menjadi pendiam serta selalu bermain jauh tanpa mengabari orang tuanya.

Setiap bekerja mengumpulkan botol bekas, bapak Sudarmono selalu membawa anak bungsunya. Sebab menurut penuturan beliau beserta istri, kalau mereka tidak membawa si bungsu mereka tidak dapat membayar kontrakan karena uang tambahan untuk membayar kontrakan didapat dari para orang baik hati yang memberikan uang pada anak bungsunya itu.

20170904_170908_0008Bapak Sudarmono beserta keluarga sangat lahap memakan hidangan steak beserta salad dan juga kentang goreng serta nasi putih yang kami siapkan. Mereka senang dan baru pertama kali merasakan memakan steak. Mereka juga mengucapkan banyak terima kasih kepada donatur yang telah memberikan mereka kesempatan untuk merasakan empuknya daging steak dan enaknya jamur yang ibu dan bapak Sudarmono bilang seperti mayones.

 

Editor: Eny Wulandari

 

Sumber bacaan:

http://www.unhas.ac.id/rhiza/arsip/tarbiyah3/tarbiyah/tar-1103.htm).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window