Bus TransJakarta atau busway merupakan ikon di ibukota Jakarta. Dengan biaya yang relatif terjangkau dan mendapat tempat khusus tentunya membuat Transjakarta saat ini bisa dikatakan angkutan umum idola bagi para pengguna. Apalagi ibu kota yang sangat akrab dengan kemacetan, terutama pada jam keluar dan masuk kerja. Keramaian halte Transjakarta inilah yang dimanfaatkan oleh nenek Suparmi untuk berjualan sehari-hari.
Nenek Suparmi berusia 72 tahun. Beliau tinggal di Kampung Dukuh RT14/RW 06 Jakarta Timur bersama dengan anak dan cucunya. Anak beliau dahulunya bekerja sebagai guru. Setelah meninggal suaminya anaknya sudah tidak bekerja sebagai guru. Kesehariannya beliau berjualan di halte Transjakarta Gambir 2. Beliau berjualan nasi bungkus, buah dan rempeyek. Beliau berdagang biasanya dari jam 14.00 hingga malam. Karena bulan puasa beliau berjualan dari jam 16.30 hingga habis dagangannya.
Beliau tidak hanya berjualan di halte Transjakarta Gambir 2 namun beliau membawa beberapa dagangannya berkeliling stasiun Gambir dengan gendongan yang dimilikinya. Beliau menggunakan gendongan agar tidak di usir oleh Satpol PP.
“Saya hobi berjualan dan selagi masih diberikan kesehatan saya akan tetap berjualan sampai saya tidak bisa berjalan lagi dan akan berdiam di rumah saja” kata nenek Suparmi saat ditanya oleh kami mengapa di usia senjanya beliau masih bekerja.
Minggu, 21 Mei 2017, nenek Suparmi menjadi salah satu target penerima donasi dari donatur KNJ. Nenek Suparmi mengucapkan terima kasih untuk para donatur dan juga sahabat KNJ yang telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk beliau.
Jika sahabat KNJ ingin menemui beliau di rumahnya maka dapat menanyakan rumah Daryanti/Mamah Fina/nenek yang berjualan di Gambir.
Editor: Eny Wulandari