“Berjualan itu lebih baik daripada tidak melakukan apa pun.” Begitulah pesan yang terngiang di telinga kami selepas menemui nenek Sunarsih, salah satu sosok mulia yang memiliki senyum bak gula aren pada project eksekusi KNJ ke-51 Februari lalu.
Di usianya yang menginjak 57 tahun, nenek masih semangat berjalan kaki untuk menjajakan minyak kelapa yang ia jual seharga Rp13 ribu per botol. Dengan keuntungan Rp3 ribu per botol, dalam sehari biasanya nenek mendapatkan pendapatan bersih antara Rp60 dan 75 ribu.
Nenek berjualan seorang diri. Iaerangkat dari tempat tinggal dengan rute Palmerah I, Rawa Belong hingga Kemanggisan, Jakarta Barat. Untuk jarak jauh, nenek perlu naik angkutan umum terlebih dahulu kemudian berjalan kaki dengan membawa 20 – 25 botol minyak kelapa dalam sehari. Nenek juga berinisiatif untuk menitipkan dagangannya ke warung-warung atau menjemput pesanan dari pelanggannya langsung.
Di Jakarta, nenek tinggal menumpang di rumah keponakannya yang beralamat di Jl. KS Tubun IV RT.10/RW.5, Slipi, Kec. Palmerah, Kota Jakarta Barat. Nenek Sunarsih sendiri sudah menikah dan dikaruniai tiga orang anak, dua di antaranya sudah menikah.
Meski nenek memiliki riwayat penyakit maag dan mengeluh kolesterol, nenek masih semangat untuk berjualan sejak 2013 lalu. Awalnya beliau berjualan untuk membiayai sekolah anaknya. Namun, beliau masih berdagang setelah anaknya lulus sekolah.
Tubuh nenek Sunarsih memang terlihat sudah membungkuk. Hanya saja semangatnya begitu tinggi. Tak hanya itu, nenek juga sangat ramah pada siapa pun. Melihat senyum nenek di hari itu, kami pun ikut bahagia dan mendapatkan energi baru.
Sahabat KNJ semua, dapat titipan salam dari nenek Sunarsih nih. Kata nenek, “Terima kasih banyak… Semoga Tuhan memberkahi”.
Editor: Eny Wulandari