Nenek Saonah, 80 tahun, setia menunggu pembeli sambil duduk dan bercakap2 dengan tetangga beliau ketika kami berkunjung untuk menyerahkan titipan donasi sahabat KNJ dan para donatur dalam project eksekusi ke-36 pada Minggu (27/1/2019). Tampak mentimun, pepaya yang tersaji di meja kayu lapak beliau beserta beberapa mainan lucu sebagai barang dagangan nenek Saonah.
Nenek Saonah tinggal seorang diri dengan mengontrak di sebuah kontrakan seharga Rp350 ribu per bulannya di kompleks Wisma Tani, RT 08/RW 04, nomor 51, Pasar Minggu. Suami beliau sudah meninggal dunia 12 tahun yang lalu dan pasangan tersebut tidak dikaruniai keturunan. Nenek sudah lama tinggal di Jakarta. Beliau pernah terkena gusuran di tempat yang kini menjadi lapangan tak jauh dari kontrakan nenek yang sekarang.
Di kontrakan nenek inilah beliau berjualan. Selain lapak memajang barang dagangan beliau, nenek tidur siang di ruangan yang lembab karena berpapan. Ini sama dengan ruangan nenek tidur saat malam hari. Tidak ada hordeng atau pintu kayu untuk melindungi beliau dari cuaca dingin, terutama saat hujan seperti ini. Tidak ada atap yang melindungi penuh ruangan nenek mencuci piring atau baju sehingga tikus dengan mudah masuk ke dalam air cucian. Untuk mandi, nenek pergi ke WC kepunyaan pak RT.
Untuk mainan nenek menjual secara variatif, ada yang Rp5 ribu dan Rp10 ribu. Nenek bilang tetap memperoleh untung dari berjualan tersebut. Kepada kami nenek mengaku kadang berhutang kepada tetangga. Untuk berbelanja sayur dan buah, nenek pergi ke Pasar Minggu sedangkan untuk mainan, terkadang nenek belanja sendiri ke pasar Gembrong yang jauh sekali dari kontrakan beliau.
Alhamdulillah tidak ada masalah menemukan nenek Saonah. Beliau mengucapkan terima kasih banyak atas perhatian dan bantuan yang sahabat dan donatur KNJ berikan kepada beliau. Sehat2 selalu ya, nek, amiiin..
Editor: Eny Wulandari