Apa yang kita rasakan jika di jalan berpapasan dengan truk sampah atau suatu bagian sudut jalan yang terdapat sampah berserakan sembarangan ?
Tentu indera penciuman kita akan menghirup aroma yang tidak sedap, bahkan banyak dari kita yang akan segera menjauhi truk sampah dan tempat pembuangan sampah itu sejauh mungkin.
Namun hal tersebut tentulah berbeda dengan mereka yang sehari-harinya hidup di lingkungan pembuangan sampah, aroma tak sedap itu sudah menjadi bagian hidup mereka.
Salah satunya adalah nenek Carsih, seorang pengepul barang bekas di daerah pembuangan sampah Cakung, Cilincing. Dengan usianya yang sudah tidak muda lagi, nenek Carsih sehari-harinya selama tiga tahun ini mencari nafkah dari gunungan sampah yang ada di sekitaran tempat tinggalnya, hidup di sebuah rumah kecil bersama sang suami yang bila hujan turun akan membanjiri area dapur.
Dengan kondisi mata yang sudah tidak berfungsi sempurna akibat penyakit katarak, nenek setiap pagi hari hingga sore hari dengan giat dan semangat mengais tumpukan-tumpukan sampah yang sudah menjadi gunungan itu untuk mencari barang-barang bekas yang sekiranya nanti dapat dijual kembali.
Untuk penimbangan hasil memulung, biasanya nenek Carsih lakukan sebulan sekali dengan mendapatkan upah Rp100 ribu.
Dengan penghasilan Rp100 ribu per bulan tentu tidak akan cukup untuk biaya makan nenek Carsih dan suami setiap harinya dan juga untuk membayar kontrakan yang harga sewa tiap bulannya sebesar Rp250 ribu. Nenek Carsih bercerita bahwa terkadang ia menjadi obyek pembicaran beberapa orang di sana, “Banyak yang bilang saya berdebu, kotor dan bau tapi saya nggak mikirin itu. Yang penting saya bisa makan,” ucapnya.
Selain sikap giat dan semangatnya, hal yang dapat kita pelajari dari nenek Carsih adalah walau pun dengan keterbatasan beliau dan kesulitan yang dialami, nenek Carsih masih rajin untuk beribadah dan mengaji bersama para tetangganya, “Abis mau ngapain lagi neng biar mengisi waktu ya lebih baik nenek ibadah.”
Alhamdulillah kami telah berhasil menyampaikan donasi dari para donatur KNJ dan beliau mengucapkan banyak terima kasih dan sangat bersyukur karena sebentar lagi Ramadan datang dan beliau dapat memiliki uang untuk menyambut datangnya bulan Ramadan, ditambah beliau bersyukur mendapatkan mukena baru yang dapat digunakan untuk beribadah saat bulan Ramadan.
Editor: Eny Wulandari