Kekurangan tidak seharusnya menjadi halangan melanjutkan hidup. Tidak berlebihan rasanya menyimpulkan perjuangan bapak Hadi, 35 tahun, berjuang menafkahi diri dan keluarga di Jakarta.
Sejak lahir, beliau mengalami penyakit bernama Strabismus atau yang (mohon maaf) disebut dengan mata juling ke atas. Mata beliau ditutupi oleh katarak karena ada noda putih di mata beliau. Beliau mengakui kondisi tersebut sudah ada sejak lahir.
Walau demikian, sosok mulia atau solia dari Bandung ini tetap giat bekerja. Bapak Hadi sehari-hari menjual rujak bebek memakai gerobak panggul. Rute beliau sekitar Buaran, Jakarta Timur. Dengan berjalan kaki, bapak Hadi menjemput rezeki dengan melewati jalan dan gang rumah di rute yang biasa beliau lewati.
Harga per porsi rujak bebek Rp7 ribu per mangkuk plastik. Saat kami mencoba membantu jualan beliau, ada beberapa pembeli yang mencicipi dagangan beliau. Bapak Hadi mengatakan penghasilan per hari tidak menentu. Terkadang, penghasilan bersih beliau paling banyak Rp100 ribu per hari. Bahkan ada hari dimana beliau tidak mendapat pelanggan sama sekali. Tetapi itu tidak membuat beliau menyerah untuk berkeliling berjualan rujak dengan kondisi fisik yang bisa dibilang tidak sempurna.
Pak Hadi mempunyai istri dan seorang anak di kampung sedangkan di Jakarta, beliau tinggal bersama dua rekannya yang juga berjualan. Uang yang didapat pak Hadi sebesar Rp3,3 juta akan digunakan untuk pulang kampung dan kebutuhan anak dan istri. Terima kasih banyak sahabat dan donatur KNJ untuk perhatian dan bantuannya dalam proyek spesial One Day with Solia untuk bapak Hadi sekeluarga.
Editor: Eny Wulandari