Eksekusi Bulan Ini, what's on|

“Permisi, ibu tahu rumah nenek ini nggak? (tanya kami sambil menunjukkan foto beliau)

“Wah! Ini mbah Inem!” Kata seorang warga setengah berteriak. “Ayo saya antar!”

Minggu itu, 8 September 2020, kami memang mencari beliau untuk menyampaikan bantuan titipan donatur dan sahabat KNJ untuk project eksekusi ke-48 bulan ini.

Mbah Inem, 60 tahun, begitu ia akrab disapa oleh warga pasar Nalo, Pademangan, Jakarta Utara. Mbah ini sudah terkenal se-pasar Nalo sebagai penjual minuman dingin di lampu merah Mangga Dua dan pintu masuk Ancol. Sehari-hari sejak pandemi COVID-19, mbah Inem terbiasa berjualan minuman dingin di lampu merah Mangga Dua. Sebelumnya berjualan di pintu masuk Ancol.

Pekerjaan tersebut sudah beliau lakoni sejak 2003 ketika pindah dari Bogor, Jawa Barat. Selain minuman dingin, nenek Inem menjual tisu dan rokok. Mbah Inem berasal dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Saat ini ia tinggal sendiri di kawasan pasar Nalo. Nenek Inem pernah menikah kemudian bercerai. Pasangan ini tidak mempunyai anak.

Saat ini, nenek tinggal di sebuah rumah yang persis berada di dinding pembatasan rel kereta api Ancol. Menariknya, ada tiang listrik di dalam rumah beliau. Beliau memiliki bangunan rumah tersebut meski tanah milik pemerintah. Pada 2003, nenek Inem membayar Rp3 juta untuk membayar rumah tersebut.

Sebulan mbah Inem rerata mengeluarkan Rp200 ribu untuk membeli pulsa listrik.

“Dagang di lampu merah, apa tidak takut dibawa Satpol PP?”

“Enggak, Satpol PP-nya baik. Saya nggak pernah diusir. Malah suka dijajanin,” ujar mbah Inem.

Pendapatan mbah Inem dalam sehari mencapai Rp70 ribu pada saat wabah seperti sekarang. “Lumayan untuk makan sehari-hari. Udah tua, mau ngapain lagi?” kata nenek.

Setiap tahun, mbah Inem masih sering pulang ke kampungnya di Purworejo. Di sana ia tinggal di rumah adik iparnya sebab seluruh saudaranya sudah meninggal dunia. Sudah dua tahun belakangan nenek tidak pulang, salah satunya karena wabah COVID-19 ini.

“Sekarang kalau pulang nanti dikurung dulu dua minggu. Aku nggak mau,” ungkap nenek.

Setelah memberikan donasi, mbah Inem menitipkan salam kepada sahabat KNJ dan donatur. Semoga senantiasa sehat selalu, amiin.

Penulis: Utami Nur

Editor: Eny Wulandari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window