Isu kemiskinan memang akan selalu menjadi isu yang hangat untuk dibicarakan dan diselesaikan di dalam negara berkembang seperti Indonesia. Seperti yang kita tahu bahwa masalah kemiskinan adalah masalah yang rumit dan tidak dapat diselesaikan dengan memperbaiki satu aspek, satu pihak dan juga tidak dengan waktu yang instan.
Pendidikan dan mental masyarakat merupakan salah satu hal fundamental yang harus diperbaiki sehingga hal tersebut diharapkan dapat mengurangi angka kemiskinan. Tidak hanya pemerintah, masyarakat pun sedikit banyak berkontribusi untuk membantu menciptakan lingkungan masyarakat yang baik. Mental masyarakat yang peka terhadap lingkungan sosial dan juga masyarakat yang mempunyai daya juang tinggi untuk bertahan hidup setidaknya memberikan harapan positif untuk menciptakan masyarakat yang lebih makmur.
Berbicara mengenai kemiskinan tentu akan diiringi dampak-dampak negatif dari hal tersebut. Salah satunya adalah munculnya banyak pengemis di kota-kota di Indonesia terutama kota besar, seperti Jakarta. Saat ini penyebab dari meminta-minta bukan hanya karena kesulitan ekonomi dan keadaannya yang miskin akan tetapi pengemis sudah menjadi semacam profesi bagi mereka yang malas bekerja. Fenomena tersebut sudah menjadi hal yang biasa kita lihat sehari-hari.
Berbagai usaha dilakukan oleh pemerintah untuk mengurangi angka pengemis di Jakarta, mulai dengan melakukan razia, pembinaan dan juga imbauan untuk tidak memberikan uang untuk para pengemis. Namun penghasilan profesi pengemis yang masih tetap menggiurkan dan cara mencari uang yang mudah masih menjadi keinginan mereka yang malas bekerja. Akan tetapi hal tersebut tidak dilakukan oleh sosok mulia atau solia yang sering kita temukan di jalanan.
Solia adalah sebutan yang kami untuk lansia yang mempunyai daya juang yang tinggi untuk bertahan hidup. Di tengah sulitnya keadaan ekonomi yang mereka hadapi dan di tengah menggiurkannya penghasilan pengemis, mereka memilih untuk tetap bekerja. Banting tulang pagi hingga malam untuk mendapatkan penghasilan yang layak untuk sekadar menghidupi kebutuhan sehari-hari mereka.
Jika kita berusaha mengenal lebih jauh, kegigihan para solia ini sulit ditandingi. Dengan umur dan kesehatan yang sudah tidak lagi prima, mereka tetap bertahan dan berjuang di tengah sulitnya mencari nafkah di masa kini. Apalagi jika tidak bermodalkan wawasan, koneksi dan modal yang baik. Hal ini yang kemudian menggugah kami untuk melakukan apresiasi terhadap mereka yang sosoknya menginspirasi dan juga berkontribusi dalam memberikan harapan untuk bertahan hidup di tengah kesulitan yang dialami.
Apresiasi dan kepedulian sosial inilah yang ingin kami angkat pada masyarakat dengan adanya komunitas ini. Setiap bulannya kami menyerahkan amanah donasi dari berbagai donator untuk ratusan solia hingga sejauh ini. Bantuan yang donatur beri berbentuk uang, baju-baju dan sembako. Namun hal tersebut bisa saja hanya menjadi solusi jangka pendek bagi beberapa dari mereka.
Selain itu KNJ bukan sebuah yayasan sosial yang hanya menyalurkan donasi, akan tetapi tujuan utama yang ingin kami tekankan adalah membangun kepedulian masyarakat agar menyadari adanya keberadaan solia, mengajak lingkungannya untuk mempromosikan barang dagangan atau jasa solia tersebut sehingga solia tersebut dapat terus bertahan dengan berdagang.
Terkadang kita memang tidak membutuhkan dagangan dan jasa solia tersebut akan tetapi dengan membeli dagangan solia tersebut kita memberikan kontribusi terhadap masyarakat untuk mencegah munculnya pengemis, memberikan harapan untuk terus bertahan hidup dan juga membantu kelangsungan kehidupan solia tersebut.
Di tengah era globalisasi dimana teknologi menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dari penggunanya pun menjadi salah satu faktor yang berkontribusi terhadap rasa individualisme manusia apalagi di kota besar seperti Jakarta.
Salah satu contohnya sering kali kita menghabiskan uang untuk membeli kuota internet dan juga menghabiskan waktu bermain dengan gadget tanpa mempedulikan lingkungan sekitar apalagi terhadap orang yang kekurangan. Padahal kita bisa menyisihkan uang untuk membantu dengan membeli barang atau jasa solia dan berusaha menganggap keberadaannya. Maka dari itu untuk mengawali 2017, KNJ melaksanakan kampanye dan eksperimen sosial dalam bentuk turun langsung ke lapangan dan membantu menjualkan barang dagangan lima solia secara langsung dan serentak pada 8 Januari 2017 lalu.
Kegiatan ini merupakan salah satu cita-cita dari kami untuk bisa membantu langsung para solia untuk berjualan. Kegiatan ini juga diikuti oleh seluruh anggota KNJ, netizen, pengikut Instagram KNJ yang dilaksanakan di lima kotamadya yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur dan Jakarta Pusat. Dengan adanya eksperimen sosial dan kampanye ini diharapkan kesadaran dan kepedulian sosial semakin meningkat terutama pada generasi muda. Dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh hampir semua anggota KNJ diharapkan juga dapat menyentuh orang lain untuk menyisihkan uangnya untuk membantu dengan membeli barang atau jasa para solia untuk menciptakan solusi jangka panjang bagi para solia.
Sekilas hal ini terdengar sepele, akan tetapi hal tersebut merupakan salah satu kontribusi masyarakat untuk membantu orang yang kekurangan agar tetap bisa bertahan hidup dengan cara yang benar. Selain itu satu senyuman, satu kepedulian dan bantuan juga dapat memberikan semangat, motivasi dan harapan terhadap para solia ini dan juga dapat menginspirasi banyak orang untuk melakukan hal baik lebih banyak lagi.
Do what you can do to show you care about other people, and you will make our world a better place. -Rosalynn Carter
Editor: Eny Wulandari