“Jangan jatuh cinta, tapi bangun cinta.” Kira-kira kalimat itulah yang terbesit di pikiran kami saat mendengar cerita sosok mulia yang menjadi penerima donasi project eksekusi KNJ ke-52 bernama mbah Saleh, 78 tahun, awal Maret 2021.
Mbah Saleh masih semangat menjual kerupuk dengan berjalan kaki seharga Rp10 ribu per bungkusnya. Mbah biasa berjualan dari siang hingga sore hari di sekitaran SPBU dekat pasar kaget, hingga malam hari di samping jasa tukang cukur di Jl. Semangka, Semper, Jakarta Utara. Berjualan dengan berjalan kaki membuat kondisi kaki mbah Saleh mudah merasa capek. Tapi, mbah ikhlas melakukannya demi istri mbah di rumah yang sudah 10 tahun sakit stroke.
Sewaktu mbah berjualan di parkiran tempat cukur tersebut, mbah Saleh sempat viral dan ramai pembeli. Bahkan pelanggan tempat cukur tersebut kesulitan untuk memarkirkan kendaraannya. Mbah pun memutuskan untuk pindah berjualan yang tidak jauh dari tempat cukur rambut tersebut.
Tidak banyak keuntungan yang mbah ambil dari hasil berjualan kerupuk. Penghasilan beliau sehari mencapai Rp70 ribu saat menjual mulai Senin hingga Sabtu. Itu pun masih harus beliau potong untuk disetor ke tukang kerupuknya.
Sebelum berjualan kerupuk, mbah Saleh pernah ikut orang bekerja menjadi tukang las. Namun sejak istri mbah Saleh sakit, beliau tidak bisa bekerja jauh dari istrinya dengan alasan harus memantau istrinya. Nasib baiknya adalah mbah sudah memiliki tempat tinggal sendiri sehingga tidak khawatir memikirkan uang bulanan untuk membayar kontrakan.
Mbah membangun rumah tersebut hasil kerja keras mbah sendiri yang pernah menjadi tukang las. Saat ini mbah hanya tinggal berdua dengan istrinya, terkadang ada anak dan cucunya suka bermain dan menjenguk. Mbah Saleh memiliki empat orang anak, yang kesemuanya sudah berumahtangga. Anak pertamanya tinggal mengontrak dan pekerjaannya serabutan, anak kedua tinggal bersama mertuanya, anak ketiga dan keempat mengontrak dan bekerja sebagai ojek daring, bahkan ada yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Untuk kebutuhan sehari-hari seperti makan, obat istri, dan listrik rumah terkadang mbah mengutang ke tetangganya lantaran anak-anak mbah jarang memberikan uang. Mbah akan memakai uang bantuan dari donatur dan sahabat KNJ sebagai modal berjualan. Terima kasih untuk teman-teman Ketimbang Ngemis Jakarta dan orang baik di luar sana.
Editor: Eny Wulandari