Setengah dari umurnya kakek Maman habiskan untuk berjualan gulali. Beliau berjualan gulali semenjak tahun 1986 dan kini usianya sudah menginjak 70 tahun. Bagi beliau gulali bukanlah sekadar rasa manis tetapi ladang rezeki untuknya agar bisa terus memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Kakek Maman setiap hari harus berkeliling sejak pukul 11 siang hingga pukul 5 sore di daerah sekitar Matraman sampai ke Bukit Diri, Jakarta Timur.
Penghasilan yang didapatkan beliau sangatlah tidak menentu, antara sekitar Rp30 ribu dan 50 ribu per hari. Itu pun harus disisihkan untuk modal yang harus beliau beli seminggu sekali sebesar Rp70 ribu. Belum lagi dipotong untuk membayar kontrakan Rp5 ribu/hari dan menyisihkan untuk anak dan istrinya yang tinggal di Garut. Kakek Maman tinggal bersama 25 orang rekan seprofesinya di sebuah mess dekat rumah susun Kampung Melayu. Beliau pulang sebulan sekali untuk melepas rindu dengan keluarganya.
Ketika tim KNJ mendatangikKakek Maman, kami bersyukurkKakek dalam keadaan sehat dan tidak memiliki keluhan apapun untuk kesehatannya. Kakek mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan berharap untuk selalu sehat. Uang donasi dalam project eksekusi November 2021 akan beliau gunakan untuk mudik.
Editor: Eny Wulandari