Kegiatan internal KNJ, what's on|

Citius. Altius. Fortius.

Lebih cepat. Lebih tinggi. Lebih kuat.

Sahabat KNJ yang doyan pergi ke sekitaran Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, pernah tidak memperhatikan ada lengkungan pintu masuk yang bertuliskan tiga kata tersebut di dekat hotel Atlet Century?

Jika belum, coba tengok deh mumpung mulai hari ini demam Asian Games 2018 resmi melanda, tak hanya bagi warga Indonesia tetapi juga di seluruh Asia. Tiga kata tersebut dilontarkan oleh Pierre de Coubertin saat pembentukan Komite Olimpiade Internasional pada 1894. Meski ajang yang sekarang bukanlah Olimpiade, semboyan tersebut merangkum apa yang sedang diperjuangkan oleh sekitar 15 ribu atlet, baik individu mau pun secara tim.

Lebih cepat. Lebih tinggi. Lebih kuat.

Usaha yang sudah dilakukan selama berbulan-bulan, bahkan ada yang bertahun-tahun akan mereka uji dalam ajang empat tahunan ke-18 ini. Putar otak, utak-atik strategi menghadapi lawan, bahkan hingga mengintip kekuatan calon lawan melalui serangkaian ujicoba langsung hingga video sudah pasti mereka lakukan. Tak hanya demi uang atau pun medali, melainkan demi menaklukkan ambisi diri sendiri.

Lebih cepat. Lebih tinggi. Lebih kuat.

Tak hanya dari segi fisik dan tempaan pengalaman bertanding, uji psikologi dan emosi harus mereka lakoni. Melawan rasa takut, malas berlatih dan bertanding hingga kekhawatiran akan kegagalan biasanya malah menjadi musuh utama yang harus terlebih dahulu ditundukkan sebelum bertemu lawan sesungguhnya, baik pemain atau tim lain.

Lebih cepat. Lebih tinggi. Lebih kuat.

Meski sudah memenangkan seabreg gelar di level tertinggi cabang masing-masing pun, meraih medali emas untuk negara tercinta masih menjadi mimpi yang beda dari biasanya. Sebut saja Liliyana Natsir atau Butet, pebulutangkis ganda campuran nomor 1 Indonesia, yang meski sudah merajai turnamen bulutangkis internasional hingga Olimpiade Rio 2016, masih belum “rela” pensiun sebelum mencicipi emas Asian Games 2018 ini.

Liliyana bakal menggandeng mitra sejatinya, Tontowi Ahmad, untuk bertarung di partai ganda campuran bulutangkis. Pasangan Olimpiade Rio 2016 ini hanya segelintir dari sekitar 15 ribu atlet yang akan bertanding di 40 cabang olahraga baik di Jakarta dan Palembang antara 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018 mendatang.

Untuk Asian Games 2018 ini, kontingen Indonesia ditargetkan bisa masuk ke-10 besar dengan raihan 10 medali emas, lebih tinggi dari empat emas yang dipersembahkan oleh cabang olahraga bulutangkis, wushu dan atletik selama Asian Games Incheon pada 2014 lalu. Saat itu posisi Indonesia cuma di posisi ke-17.

Sementara atlet Merah Putih berjuang keras meraih medali sebanyak mungkin hingga memenuhi target, kami mempunyai cara tersendiri untuk mendukung pejuang olahraga nasional sekaligus menghargai kerja keras seluruh panitia Asian Games 2018.

Bertempat di RPTRA Amir Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat, kami berkumpul melakukan pengambilan gambar edisi khusus Asian Games 2018 yang dibuat oleh tim KNJ TV pada Minggu, 12 Agustus 2018. Untuk episode kali ini, kami mengajak solia yang tak kalah spesialnya, yakni kakek Nasifin atau yang biasa dipanggil warga tempat beliau tinggal sebagai kakek Ikin di dekat pom bensin Gandaria City, Jakarta Selatan.

Di usia beliau yang sudah 70an tahun, kakek Ikin masih kuat berjualan rambut nenek sehari-harinya di GOR Bulungan tiap Senin hingga Jumat lalu sekitar Situ Gintung saat akhir pekan. Yang menarik dari beliau adalah pembawaannya yang ceria, bahkan tak jarang kakek suka menyanyi ragam lagu di tengah obrolan kami.

Kakek Ikin sendiri senang bisa ikut berkontribusi dalam video kami bersama salah satu relawan dalam adu basket. Beberapa relawan yang lain ikut meramaikan sebagai supporter. Beruntungnya kami saat syuting pada hari itu, RPTRA tersebut ramai oleh ibu, bapak dan anak-anak kecil. Sehingga anak-anak tersebut malah ikutan bergabung dalam syuting ini.

Untuk video lengkapnya silahkan sahabat KNJ bisa mengelik tautan ini.

Sekelumit dan kecil memang wujud dukungan kami bagi para atlet Indonesia. Pun demikian video kreasi ini kami harapkan bisa menjadi warna tersendiri dan menambah dukungan dari elemen publik lainnya yang sudah mengalir tulus hingga sekarang.

Tulisan ini kami tutup dengan ucapan selamat bertanding bagi atlet. Semoga menjadi juara dengan tetap menjunjung sportivitas baik sebagai lawan mau pun kawan di luar lapangan antar sesama atlet terbaik se-Asia.

Penulis dan editor: Eny Wulandari

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window