Jauh merantau dari Wonogiri, Jawa Tengah, kakek Ngatio masih setia menjual mie ayam di sekitar Tanjung Duren, Jakarta Barat. Semangat dan perjuangan beliau tersebut membuat para donatur dan sahabat KNJ memberikan bantuan yang telah kami sampaikan dalam project eksekusi ke-60 pada 5 Juni 2022 lalu.
Kakek Ngatio, 67 tahun, sangat berterima kasih atas bantuan para sahabat dan donatur KNJ. Tak lupa beliau mendoakan yang terbaik bagi teman dan donatur KNJ semua. Beliau sangat bahagia sebab bantuan tersebut akan meringankan upayanya dalam membayar kontrakan dan membeli barang untuk berdagang.
Selama ini, kakek bertumpu pada usahanya menjual mie ayam untuk memenuhi segala kebutuhan hidup. Penghasilan beliau tidak menentu dengan pendapatan rata-rata Rp50 ribu per hari.
Kakek Ngatio mulai berjualan dari pukul 10 pagi hingga 5 sore. Beliau berkeliling dari Mandalika ke daerah Citra Land, Tanjung Duren, dan sekitarnya. Habis atau tidak, beliau akan pulang ke kontrakan pada pukul 5 sore. Setiap berdagang, beliau membawa 1 kilogram mie ayam. Dengan takaran itu, beliau bisa menjual 12 mangkok mie ayam dengan harga Rp13 ribu per mangkoknya. Namun, pernah dalam sehari hanya lima mangkok saja yang terjual.
Kakek sudah berdagang kurang lebih selama 45 tahun. Beliau tetap berjualan sebab tidak ingin merepotkan anak-anaknya. Di Jakarta, beliau tinggal mengontrak di Jalan Gang Mandalika 3, Tanjung Duren, dengan sewa Rp1 juta per bulan. Kontrakan tersebut mempunyai kamar mandi di luar yang dipakai bersama dengan penghuni kontrakan lainnya.
Kakek berasal dari Wonogiri. Di daerah asalnya, beliau tidak mempunyai rumah pribadi dan tinggal bersama saudaranya. Beliau dikaruniai dua orang anak dan empat orang cucu yang sekarang duduk di bangku Sekolah Dasar atau SD.
Beliau mempunyai riwayat penyakit berupa kurang bisa mendengar secara jelas dan gula darah yang cukup tinggi. Akibatnya, kakek Ngatio tidak bisa duduk terlalu lama. Kakek dan istri pun juga tidak mempunyai ponsel sehingga anak dan cucu mereka lah yang menjenguk kedua orang tua mereka.
Sekali lagi, terima kasih sahabat dan donatur KNJ untuk bantuannya kepada kakek Ngatio dan sekeluarga.
Editor: Eny Wulandari