Kakek Udin, 65 tahun, sehari-hari berjualan kue ape atau serabi Betawi, yang sudah sekitar 40 tahun beliau jalani. Beliau berasal dari Cianjur, kemudian menikah dengan warga Tasikmalaya. Kakek Udin membuat sendiri kue ape beliau.
Kakek mulai meracik kue sejak jam 6 sore usai rampung berjualan hari itu. Kakek memilih libur tiap Jum’at. Pertama-tama, beliau akan membuat santan lalu mendiamkannya. Setelah Subuh, kakek akan membuat adonan dan lainnya.
Kakek mulai berjualan sejak jam 6 pagi dengan mengelilingi kawasan sekitar Kelurahan Kramat, hingga melewati area Kramat Pulo dan Pal Putih.
Modal kakek berjualan sekitar Rp150 ribu dengan keuntungan per hari Rp30 ribu. Dari merantau, lokasi berjualan kakek di kawasan yang sama.
Saat ini, kakek mengontrak dengan membayar sewa Rp300 ribu per bulan bersama pedagang ketoprak dan lainnya, tidak jauh dari kantor Kelurahan Kramat.
Keluarga kakek tinggal di Tasikmalaya. Istri kakek bekerja sebagai buruh tani, sedangkan anak semata wayang pasangan ini baru saja menikah. Kakek bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan membantu melunasi utang keluarga.
Alhamdulillah, kakek sehat. Donasi yang beliau terima akan beliau pakai untuk membetulkan regulator yang sempat meledak. Saat ditanya kenapa tidak mengemis, kakek Udin malu untuk mengemis. Jadi beliau tetap bekerja sampai sekarang.
Penulis dan editor: Eny Wulandari