Eksekusi Bulan Ini, what's on|

Profesi menjual air matang saat ini sudah semakin langka di ibukota. Tetapi itulah profesi yang sampai sekarang menjadi gantungan hidup bagi kakek Tatang, 67 tahun. Alhamdulillah, kami berhasil menyerahkan titipan bantuan dari sahabat dan donatur KNJ ke beliau pada Minggu, 3 Juli 2022, dalam project eksekusi ke-61.

Kakek Tatang menjual air bersih di daerah Kembang Kerep dan Kembangan, Jakarta Barat. Penghasilan kotor per hari sekitar Rp35 hingga Rp40 ribu. Beliau menjual satu dirijen air bersih seharga Rp3 ribu. Dari situ, keuntungan yang beliau ambil Rp1.500.  Setiap kali berjualan, beliau mengangkut 18 dirijen. Sehari-hari, kakek Tatang mulai menjual airnya mulai dari pukul 6 pagi hingga 4 sore. Selama rentang waktu tersebut, beliau tiga kali bolak balik ke tempat pengisian air dan menyetorkan hasil penjualan ke bosnya.

Istri dan anak beliau berada di kampung, yaitu Kuningan, Jawa Barat. Beliau dan istri dikaruniai tiga orang anak laki-laki, dimana satu sudah menikah dan dua lainnya menganggur usai lulus sekolah. Di Jakarta, beliau tinggal dengan mengontrak dengan biaya Rp300 ribu per bulan ditambah listrik Rp100 ribu per bulannya. Air beliau dapatkan secara gratis.

Awalnya, beliau menjual air bersih bersama lima orang tetapi sekarang hanya beliau yang bertahan. Kini, sudah 30 tahun profesi ini beliau tekuni. Mengingat profesi ini sudah semakin langka di Jakarta, penghasilan beliau terbilang pas-pas an. Tidak mengherankan, beliau kadang berpuasa karena tidak mempunyai uang untuk makan. Alhamdulillah, saat kami temui beliau sudah makan. Biasanya, kakek Tatang makan di warteg seharga Rp12 ribu, sehari tiga kali makan. Terkadang, ada yang berbaik hati memberi uang untuk beliau.

Beliau dalam kondisi sehat. Hanya saja, mata sebelah sudah rabun. Lantaran keterbatasan dana, kakek Tatang belum bisa mudik. Berkat bantuan dari sahabat dan donatur KNJ tersebut, beliau bersyukur bisa mudik dan memberikan uang tersebut ke istri. Kakek Tatang sangat berterima kasih. Beliau sempat meneteskan air mata dan terharu sebab tidak menyangka akan memperoleh bantuan tersebut. Tidak lupa, beliau mendoakan yang terbaik untuk kita semua.

Editor: Eny Wulandari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window