Eksekusi Bulan Ini, what's on|

Beliau bernama kakek Rawan, penjual mainan anak-anak yang bertempat tinggal di Penjaringan, Muara Angke, Jakarta Utara. Kakek inspiratif ini merupakan salah satu sosok mulia atau solia penerima bantuan dari donatur dalam project 18 edisi Maret 2017 pada Minggu, 19 Maret 2017.

Sehari-hari beliau berjualan di pasar dekat rumahnya dan di sekitaran Taman Waduk Pluit. Beliau bercerita bahwa setiap jam 4 sore ketika lingkungan dagangnya sudah mulai sepi, beliau akan pulang ke rumah kontrakan yang ia tempati. Di dalam kontrakan berukuran 2×2 meter tersebut hanya terdapat sebuah alas tidur lantai, sebuah lampu 5 watt dan kipas gantung kecil yang dipasang di langit-langit kontrakan.

Walau usianya sudah menginjak 85 tahun dengan kulit keriput yang menghiasi seluruh tubuh serta wajahnya tidak lantas menghalangi beliau dalam mencari nafkah. Katanya: “Saya lebih memilih untuk bekerja daripada mengemis, keringat keluar dan itu membuat sehat. Saya nggak mau membuat anak saya malu bila mendapati orang tuanya mengemis”.

Kakek Rahman sempat jatuh sakit selama seminggu ketika berada di kampung halaman. Sekidar info, biasanya kakek setiap akhir bulan akan pulang ke Cirebon, Jawa Barat, untuk membeli mainan baru untuk dijual lagi di Jakarta. Ketika tim KNJ menyampaikan amanah donasi berupa sembako, pakaian, alat shalat serta uang, beliau menangis haru dan banyak-banyak mengucapkan terima kasih untuk para donator serta tim KNJ. Doa beliau: “Semoga panjang umur dan lancar rezekinya”. Terima kasih kakek Rawan untuk berbagi semangatnya.

Editor: Eny Wulandari

One Reply to “Kakek Rawan: “Saya Tidak Mau Buat Keluarga Malu Bila Dapati Saya Mengemis””

  1. Reenee says:

    Alhamdulillah akhirnya ketemu juga. sehat terus ya kek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window