Industri makanan dan minuman zaman sekarang begitu mengagung-agungkan kepraktisan hingga mengabaikan pemakaian zat alami. Satu di antara pedagang yang masih teguh memegang prinsip menggunakan bahan alamiah adalah kakek Nahrawi, 73 tahun. Beliau menjual es cincau dengan bahan pewarna alami.
Kakek Awi, begitu biasa beliau disapa, merupakan salah satu sosok mulia atau solia silaturahmi yang kami temui pada Minggu, 6 November 2022. Solia silaturahmi berarti solia yang sebelumnya pernah mendapat bantuan dari project kami sebelumnya. Pada hari itu, kami telah menyerahkan amanah dari donatur dan sahabat KNJ berupa uang tunai Rp300 ribu dan paket sembako dari Sajiwa Foundation.
Beliau menjual es cincau di sekitar tempat tinggalnya, yakni di Jalan Pahlawan 2, Jakarta Selatan. Jam jualannya mulai dari 9 pagi hingga sore dengan penghasilan terbanyak Rp50 ribu. Bahkan, beliau pernah hanya memperoleh Rp3 ribu dalam sehari. Walau demikian, kakek Awi tetap memberikan mutu es cincau terbaik yakni tanpa pewarna buatan. Banyak pelanggan yang memuji dagangan beliau dan beberapa kali menyengaja membeli untuk dijadikan obat.
Dahulu beliau berkeliling namun sekarang menjualkan dagangannya menetap di depan gang jalan rumah beliau. Tempat tinggal kakekpun tak bisa dibilang rumah karena hanya berupa bilik kayu yang berdiri di atas tanah pemerintah. Lokasi tanah yang berada di sekitar kali membuat beliau dan keluarga sering kebanjiran jika hujan deras melanda.
Kakek Awi tinggal bersama istri dan enam anaknya, dua di antaranya sudah meninggal dunia. Karena kondisi itulah tempat tidur beliau tidak cukup ditempati bersama sehingga kakek tidur di teras dengan kelambu nyamuk. Kakek Awi dan istri bercerita bahwa tanah yang ditempatinya akan segera digusur oleh pemerintah sehingga dalam waktu dekat beliau dan keluarga harus mencari kontrakan.
Beliau memiliki riwayat penyakit darah tinggi dan gula. Tiga bulan sebelumnya, kakek sama sekali tidak berjualan karena sakit. Tak punya uang untuk berobat membuat nenek menjual kalung dan cincin pernikahannya demi mengobati perawatan kakek.
Kakek Awi tidak ingin menyulitkan anak-anaknya karena beliau tahu kehidupan anaknya pun serba pas-pasan. Gerobak yang telah diterima kakek pada eksekusi sebelumnya sangat disyukuri kakek. Kakek Awi jadi lebih mudah dalam berjualan dan gerobak barunya lebih menarik dilihat konsumen.
Beliau sangat senang memiliki gerobak baru dan sangat mengapresiasi teman-teman KNJ. Tak lupa kakek Awi juga mengucapkan terima kasih kepada donatur yang telah membantunya.
Editor: Eny Wulandari