Jajanan tradisional, seperti agar-agar, mungkin sudah tidak selaris dulu pada zaman sekarang ini. Gempuran makanan dan mainan modern tidak dipungkiri lebih mendominasi jualan dan koleksi anak-anak zaman now.
Meski pun demikian, kakek Darmo, 71 tahun, tetap setia dengan agar-agar dan beberapa tipe mainan. Kakek tetap semangat menjajakan dagangannya demi memenuhi kebutuhan hidup beliau dan istri yang berada di Tasikmalaya.
Beliau menjual agar-agar dan mainan di sekitaran daerah Kawi-kawi, Johar Baru, sejak 1970an dengan cara dipikul dari jam 11 siang sampai jam 8 malam. Dagangan yg beliau jajakan bukan milik sendiri melainkan milik pak RT tempat beliau sekarang tinggal di gang Kebon Sayur, jalan Cempaka Baru.
Penghasilan bersih setiap hari kakek yaitu Rp30 ribu apabila jajanan dan mainan yg beliau jajakan habis. Beliau mempunyai dua anak yang telah berkeluarga yang kini berada di Tasikmalaya. Dari mereka, beliau dikaruniai lima orang cucu, seorang telah lulus SMK, dua berada di bangku SD dan dua lainnya masih di bangku TK.
Saat kami menemui beliau, kakek Darmo ternyata tidak berjualan tiga bulan yang lalu sebab sakit gulanya kambuh. Kami memberikan donasi kepada beliau di tempat kediaman anak keduanya di daerah Limo, Cinere, Depok. Kakek terlihat begitu senang sekaligus terharu. Sudah dua minggu kakek tidak berjualan karena sakit lambung saat kai berkunjung akhir April 2019. Alhamdulillah, beliau telah dirujuk ke RS Tasik untuk diperiksa di sana.
Terima kasih bagi para donatur dan sahabat KNJ yang telah membantu beliu dalam bentuk uang donasi Rp2 juta, donasi amanah Rp1.279.000 dan pakaian.
Editor: Eny Wulandari