Roda waktu bisa saja menggilas kasar apa pun yang tak lagi sesuai pola zaman. Namun begitu, kakek Carya, 82 tahun, masih setia berperan menjadi tukang patri. Tahukah kalian apa itu tukang patri? Tukang patri merupakan seorang penambal panci, penggorengan,dan lain-lain. Di zaman modern ini, profesi tersebut sudah tidak terlalu dihiraukan masyarakat.
Tangan keriputnya masih piawai menyentuh barang-barang yang akan dipantrinya. Matanya pun masih cukup tajam untuk mencermati setiap lekukan barang-barang yang akan dipatrinya. Sudah 20 tahun beliau bekerja sebagai tukang patri di Jalan Ampera, Jakarta Selatan.
Kakek Carya bercerita bahwa sebelum beliau menjadi tukang patri beliau pernah mencoba berjualan gorengan dan es cendol. Namun di usia senjanya beliau sudah terlalu lemah untuk berbelanja bahan-bahan es cendol dan gorengan setiap paginya sehingga beliau kembali memilih menjadi tukang patri karena bahan-bahan yang digunakan tidak harus dibelinya setiap harinya.
“Saya kalau ada rezeki suka pulang kampung, infaq ke madrasah atau masjid yang di sana. Uang tidak dibawah mati, amal yang akan menyelamatkan kita,” kata kakek inspiratif ini kepada tim KNJ.
Ia menambahkan dirinya mempunyai enam orang anak sedangkan istri beliau telah meninggal dunia. Kakek Carya merasa harus bersyukur masih ada sebagian orang yang menggunakan jasanya di usianya yang semakin menuju senja.
Ia mengakui jumlah pengguna jasanya sudah tidak sebanyak dahulu. Satu orang menggunakan jasanya saja kakek Carya sudah bersyukur. Kami sangat beruntung dapat dipertemukan dengan sosok mulia ini. Meskipun beliau kekurangan namun beliau masih bisa tersenyum lebar ketika bertemu kami walau pun dalam sehari hanya satu orang yang menggunakan jasa beliau.
Jika sahabat KNJ ingin bertemu dengan beliau, kalian bisa menemui beliau di sepanjang Jalan Ampera, Jakarta selatan atau tepatnya di depan kantor Kejaksaan Jakarta Selatan atau di kantor Beltway Institut Pemerintahan Dalam Negeri/IPDN, Jakarta Selatan.
Tak henti kami mengajak masyarakat dan sahabat sekalian untuk selalu melihat jika ada solia di sekitar kalian. Jangan lupa teman-teman untuk mengulurkan bantuan dengan membeli atau menggunakan barang atau jasa yang solia tersebut tawarkan. Sedikit dari kita bisa berarti banyak bagi mereka. Mari selalu hargai kegigihan mereka dalam berusaha. Dan bagi kita kaum muda semoga kita selalu meniru semangat positif dari para solia.
Penulis: Yunita Sari
Editor: Eny Wulandari
Sehat terus ya kek :’)
Terima kasih buat doanya, Dadan..