Hari Minggu jadi satu-satunya hari dimana kakek Ahyar, 72 tahun, berjualan bacang dan lepet. Beliau berangkat dari rumahnya di Kampung Pakapuran, Kecamatan Leuwiliang, Bogor, menggunakan angkot dan KRL untuk bolak-balik dari rumahnya ke kawasan CFD di belakang mall FX Sudirman, Jakarta Pusat.
Setiap bungkus bacang dan lepet masing-masing beliau tawarkan Rp2.500. Saat ditanya kenapa berjualan jauh hingga Jakarta, kakek bilang rupanya beliau sudah terbiasa berjualan dari masih muda di Tanah Abang. Jualannya pun sama yakni lepet dan bacang. Lantaran usia, kakek Ahyar hanya berjualan tiap Minggu, tidak lagi sanggup setiap hari keliling dari pasar ke pasar di Jakarta.
Selain itu, beliau mengaku sulit mendapat uang banyak jika berjualan di kampungnya dimana satu bacang atau satu lepet hanya dijual Rp1.000. “Beda dengan di sini, empat (lepet dan bacang) bisa Rp10 ribu,” kata kakek Ahyar.
Untuk pendapatan, kakek pernah bercerita memperoleh Rp300 ribu tetapi baru balik modal. Untuk keuntungan bersih hanya Rp30 ribu. Walau relatif kecil pendapatannya, beliau tidak pernah sekali pun terpikirkan untuk mengemis.
Kami telah menyerahkan titipan donasi dari donatur dan sahabat KNJ ke beliau pada Minggu, 4 Juni 2023. Beliau sangat berterima kasih kepada donatur dan sahabat KNJ atas perhatian dan bantuannya. Dalam project eksekusi ke-66 tersebut, KNJ telah memberikan titipan bantuan ke tiga orang sosok mulia atau solia.
Seminggu kemudian, 11 Juni 2023, kami menyampaikan amanah lagi berupa merchandise dan voucher belanja yang seminggu sebelumnya belum kami serahkan. Saat itu, kakek bercerita sudah membuka warung kecil-kecilan di depan rumah beliau. Awalnya, donasi akan beliau gunakan untuk memperbaiki bagian rumahnya yang rusak karena longsor. Akan tetapi, beliau mengurungkan niat tersebut lalu memilih memakai donasi untuk modal berjualan.
Selama ini, kakek memang tidak berjualan setiap hari lantaran keterbatasan modal. Alhamdulillah, sekarang beliau dan nenek bisa berjualan lepet, bacang, kopi, dan rencananya, sembako. Keputusan berjualan tersebut tepat dengan cerita kakek yang mengaku sudah sering diusir oleh petugas CFD lantaran tidak membayar uang berjualan Rp2 juta.
“Untung ketemu ya soalnya kakek udah diusir-usir,” kata beliau saat kami menghampiri untuk menyerahkan merchandise dan voucher. Senang sekali beliau dan istri bisa berjualan di rumah sehingga kakek tidak perlu ke Jakarta dengan menempuh perjalanan sangat panjang sejak pukul 12 malam.
Untuk keluhan sakit, beliau mempunyai riwayat sakit asam urat yang alhamdulillah berkurang kambuhnya. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, kakek dan nenek Ahyar dibantu juga oleh anak-anak mereka selain memperoleh penghasilan dari berjualan lepet dan bacang. Kakek Ahyar hingga sekarang belum mempunyai BPJS Kesehatan. Sehat terus ya, kakek Ahyar!
Penulis dan editor: Eny Wulandari