Alhamdulillah donasi berupa uang, sembako serta alat sholat telah disampaikan kepada nenek Rosada, salah satu sosok mulia atau solia penerima bantuan dalam project eksekusi Januari 2018 yang kami serahkan pada Minggu, 21 Januari 2018.
Nenek Rosada, 76 tahun, adalah penjual empek-mpek dan aneka gorengan secara keliling. Nenek bertempat tinggal di daerah Kawi-kawi Atas, tepatnya berada di jalan Percetakan Negara 1 RT/RW 004/007, Jakarta Pusat. Beliau tinggal di sebuah kontrakan dengan sewa Rp600 ribu tiap bulannya. Kontrakan nenek berukuran sekitar 3×4 meter, dengan kondisi yang tidak layak sekali untuk ditinggali.
Perabotan rumah nenek pun seadanya, hanya ada alat jualan, alat masak, televisi yang sudah rusak, “rice cooker” mini yang sedang rusak serta kasur tipis sebagai tempat nenek tidur.
Suami nenek telah lama meninggal dunia dan meninggalkan sembilan anak dimana dua dari keseluruhan anaknya sudah meninggal dunia juga. Anak-anak nenek ada yang tinggal di Bandung, Cileungsi dan Tanah Kusir tapi mereka hanya menengoki nenek satu kali dalam setahun. Hal itu yang membuat nenek harus tetap banting tulang agar dapat mencukupi kehidupannya sehari-hari serta membayar kontrakan.
Kini nenek tinggal bersama cucunya dari anak nomor lima yang telah bekerja. Cucu nenek terkadang datang hanya untuk tidur di lantai dua yang kondisinya sangat memprihatinkan karena hanya menggunakan kayu seadanya sebagai penyangga dan alasnya yang sedikit dikuatkan. Jika ada sedikit rezeki, si cucu juga sering memberikan uang kepada neneknya. Nenek berdagang empek-empek, martabak , gorengan dan juga emping goreng dengan harga Rp1 ribu per potong di depan gang rumahnya dengan keuntungan hanya antara Rp15 dan 30 ribu saja. Nenek sudah berdagang semenjak 10 tahun yang lalu. Sebelumnya nenek selalu berjualan keliling menjajakan dagangannya, namun seiring bertambahnya usia tenaga nenek pun mulai melemah dan sekarang hanya berdagang di depan gangnya.
Nenek sedikit bercerita bahwa dagangan yang paling laku itu katanya empek-empek dan martabak. Ukuran dagangan nenek terbilang cukup besar kalo hanya dihargai Rp1 ribu saja. Bahkan ada pembeli yang pernah mengomeli nenek karena ukuran dagangannya terlalu besar kalo harus dihargai Rp1 ribu. Pembeli itu menyarankan agar harganya dinaikkan menjadi Rp1.500 mungkin atau Rp2 ribu tetapi nenek menolaknya sebab merasa kasian kalau ada anak kecil yang sedih tidak bisa membeli jika harganya terlalu mahal.
Pembeli itu pun tak habis akal. Ia mencoba memberi saran lain ke nenek untuk mengecilkan ukurannya namun nenek pun tetap menolaknya karena nenek tidak tega jika mengecilkan ukurannya.
Di saat banyak pedagang giat berlomba-lomba mencari keuntungan dagang, nenek justru tidak memikirkan perihal untung atau pun rugi dalam berdagang. Salut buat nenek Rosada!
Editor: Eny Wulandari