Pada eksekusi yang pertama Ketimbang Ngemis Jakarta 2018 kali ini, kami alhamdulillaah telah menyampaikan amanah dari para donatur kepada nenek Nawi. Nenek Nawi adalah seorang pengumpul botol bekas berusia 80 tahun.
Dari hasil penjualan botol bekas itulah nenek menggantungkan pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Tidak banyak yang bisa didapatkan, seharinya nenek hanya bisa mengumpulkan 2-4 botol saja. Jika diakumulasi dalam satu minggu botol yang berhasil nenek kumpulkan seberat empat kilogram, dimana botol tersebut dihargai Rp2.500 per kilonya. Sehingga pendapatan yang nenek peroleh dari hasil memulung adalah senilai Rp10 ribu saja per minggunya.
Hal ini karena nenek hanya mencari botol bekas di sekeliling rumah dan pemakaman dekat rumahnya saja.
Nenek juga memiliki pekerjaan sampingan, yakni mengumpulkan nasi bekas yang kemudian dijemur dan dijual seharga Rp2 ribu per liter. Pembelinya adalah seorang langganan yang setiap bulan akan datang ke rumah nenek dan mengambil nasi kering tersebut. Pun terkadang berbulan-bulan pernah tidak diambil-ambil.
Dulu nenek juga pernah berprofesi sebagai penjual kopi namun karena usia yang terus bertambah, yang mengakibatkan nenek mudah lelah dan sering pusing, nenek memutuskan berhenti berjualan kopi.
Di Jakarta nenek tinggal sendiri di jalan Percetakan Negara 1 No. 20, Jakarta Pusat. Rumah tersebut adalah warisan keluarga. Meski tinggal di rumah seorang diri, nenek dikelilingi dua sepupu beliau yang bertempat tinggal dekat dengan nenek. Ada pun suami nenek sudah lama meninggal, sedangkan keempat orang anaknya sudah berkeluarga semua dan tinggal jauh dari nenek. Mereka akan pulang menjenguk nenek setahun sekali pada saat Lebaran.
Terucap syukur donasi berupa uang, sembako, dan pakaian telah disampaikan kepada nenek Nawi. Beliau sangat berterimakasih kepada para donatur dan sahabat KNJ atas bantuannya. Barakallaahu fikum.
Editor: Eny Wulandari
