Di usia beliau yang sudah 63 tahun, bi Milik berjualan gorengan dan sarapan pagi di jalan Gelatik 1, kawasan Manggarai, Jakarta Selatan. Atas kerja keras beliau donatur pun menyampaikan donasi yang telah kami serahkan pada Minggu, 24 Februari 2018, dalam eksekusi rutin edisi Februari 2018.
Bi Milik hidup bersama anak terakhir beliau yang tidak bekerja beserta istri dan seorang cucu balita di rumah berlantai dua berukuran tak kurang dari 2,5 meter persegi.
Bi Milik memiliki lima orang anak yang mana dua dari anak nenek telah meninggal dunia. Tempat tinggal bi Milik tepat di samping jalur kereta api yang beralamat di jalan Bukit Duri, Manggarai.
Untuk mencukupi kebutuhannya sehari-hari, bi Milik biasanya berdagang gorengan dan sarapan pagi. Beliau juga terkadang menjadi buruh cuci ketika ada tetangga yang melaksanakan hajatan. Bi Milik menangis ketika menceritakan pahitnya kehidupan beliau.
Beberapa cerita dari beliau yakni dagangan beliau yang tak seberapa sering dihutangi sampai pengutang tersebut meninggal dunia. Ada juga beberapa orang yang memakan gorengan tanpa membayar. Nenek pun jujur bercerita sang suami yang bekerja sebagai pengepul barang bekas tidak peduli kepadanya karena ia tidak pernah memberi uang dari hasil pengepul tersebut kepada bi Milik.
Beruntung anak perempuan bi Milik yang sudah berkeluarga dan bekerja di Arab sedikit membantunya. Kulkas dan lemari yang ada di rumah beliau adalah pemberian dari sang anak. Ketika kami singgung mengapa masih mau bekerja padahal usia bi Milik sudah renta, beliau hanya berkata, “Kalau saya tidak dagang, kami tidak bisa makan. Saya masih kuat, malu kalau harus meminta-minta.”
Editor: Eny Wulandari