Beruntung sekali kami berjumpa dengan nenek Aminah, 85 tahun Agustus tahun ini. Sosok mulia atau solia ini sehari-hari menjual nasi uduk di depan gang Sosro, Kramat Jati, Jakarta Timur. Tanpa libur, beliau giat berdagang nasi uduk dari Subuh hingga habis.
Nenek Aminah berasal dari Bali. Dari berjualan nasi uduk, nenek memperoleh pendapatan antara Rp50 dan Rp100 ribu per hari. Uang tersebut beliau gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain berjualan nasi uduk, nenek Aminah mengupas bawang merah dengan pendapatan Rp15 ribu per karung. Biasanya, nenek akan mengambil uang jasa tersebut setelah rampung mengupas bawang merah sebanyak 10 karung.
Nenek tinggal di kontrakan di lantai dua bersama seorang anaknya serta cucunya dengan biaya Rp650 ribu, belum termasuk listrik dan air. Nenek mempunyai lima orang anak namun seorang anaknya sudah meninggal. Tiga orang anak nenek berada di Bali sedang seorang anaknya tinggal di Jakarta bersama beliau.
Nenek masih mempunya adik yang tinggal di Cipinang, Jakarta Timur, sebagai polwan. Adik beliau yang lain tinggal di luar kota sebagai notaris. Terkadang nenek dikirimi uang oleh adiknya. Suami nenek sudah meninggal. Sebelumnya, suaminya ikut berjualan lontong sayur bersama nenek setiap hari.
Nenek memiliki kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS dan Kartu Tanda Penduduk atau KTP. Nenek masih cukup sehat, pendengaran dan penglihatannya juga cukup baik.
Nenek pernah terjatuh sudah lama saat berjualan sehingga tulang belangkangnya bengkok. Setelah Lebaran, beliau sempat terjatuh sehingga punggungnya sakit lagi kemudian beliau mencari pengobatan tradisional dengan cara diurut.
Di usia senjanya, nenek Aminah tetep semangat berjualan agar tidak merepotkan anaknya. Total donasi yang diterima nenek Aminah adalah Rp3,7 juta. Beliau menangis terharu saat menerima bantuan dari sahabat dan donatur KNJ. Beliau mengucapkan terima kasih dan doa agar kita semua sehat dan dimudahkan segala urusannya, amiiin.
Editor: Eny Wulandari