Teriknya matahari Minggu siang (24/02/2018) tak menyurutkan tim Ketimbang Ngemis Jakarta untuk menyusuri ujung Jakarta bagian timur, tepatnya daerah Cakung, Jakarta Timur.
Tak ada mendung yang memayungi, tak ada hujan yang akhir-akhir ini menghiasi kota Jakarta. Karena hari cerah itulah kami akhirnya sampai ke rumah bapak Soempono di kawasan Rusun Cakung Barat km 2 lantai A109, Jl. Raya Bekasi, Jakarta Timur.
Beliau merupakan penarik ojek online berseragam hijau hitam yang berusia 63 tahun dan tinggal bersama istri dan ke 3 anaknya. Beliau bercerita, sebelum bekerja sebagai ojek online bapak Soempono dulu adalah seorang supir dari sebuah perusahaan. Tapi karena usia beliau sudah memasuki 60 tahun, perusahaan mempensiunkan dirinya.
Selepas dari perusahaan tersebut, beliau pernah menjadi ojek online seragam orange hitam namun dikarenakan pemasukannya yang sedikit beliau akhirnya memutuskan untuk melamar menjadi mitra ojek online yang sekarang dijalankannya.
Istri bapak Soempono atau biasa bapak panggil Buna sebelumnya pernah mengalami sakit jantung. Bapak bercerita istri beliau setiap jalan 20 meter selalu terjatuh. Uang pensiun yang bapak terima dari perusahaan habis untuk biaya berobat sang istri.
Tak ada televisi di rusun beliau, hanya ada mesin cuci peninggalan dari sisa pensiunannya, itu pun pernah digadaikan untuk biaya berobat istri. Bapak Soempono mengajarkan kami, jika sakit hendaknya meminum segelas air dari bacaan surat Yasin selepas shalat Maghrib dan Isya serta melaksanakan shalat Tahajud dan membaca Alquran lalu pahami artinya. Insya Allah sakit tersebut akan sembuh sendirinya.
Beliau berkata seperti itu karena dari pengalaman merawat sang istri hingga membaik.
Anak pertama bapak Soempono bekerja sambil kuliah di kampus swasta Jakarta, anak kedua masih duduk di bangku kelas 2 SMK dan yang terakhir duduk di bangku kelas 3 SMP. Bapak Soempono berharap semoga lima tahun ke depan beliau masih bisa bekerja sebagai supir ojek online karena mata pencarian neliau untuk menafkahi keluarga serta memenuhi kebutuhan anak-anak hanyalah dari ojek online.
Bapak Soempono dan keluarga tinggal di sekitar sekolah SMP daerah Menteng tapi beliau pindah ke rusun yang sekarang ditempati sebab digusur. biaya sewa rusun per bulan Rp600 ribu, sudah termasuk air dan listrik. Harga sewa ini lebih murah dari biaya sewa rumah terdahulu yaitu Rp1 juta per bulan.
Kami berkaca-kaca melihat keharmonisan dari bapak Soempono dan istrinya, bapak Soempono orang yang tangguh sedangkan sang ibu merupakan pribadi yang lemah lembut. Sang ibu selalu menangis tatkala mengingat perjuangan sang suami demi memenuhi kebutuhan keluarga, tangan sampai belang akibat tersengat terik matahari setiap hari.
Ada cerita haru mengapa bapak Soempono sengaja tidak memakai sarung tangan. Bukan karena ingin dikasihini atau sang keluarga tidak memberi tetapi karena untuk bahan ibu mengingatkan anak-anaknya seberapa susah ayah mereka mencari makan.
Bapak Soempono berterima kasih kepada para donatur serta Ketimbang Ngemis Jakarta atas rezeki yang beliau terima dalam project eksekusi rutin Februari 2018 lalu. Beliau berdoa semoga para donatur dan Ketimbang Ngemis Jakarta diberi kemudahan rezeki serta kesehatan.
Editor: Eny Wulandari