Bajaj merupakan kendaran beroda tiga yang banyak digunakan di ibukota. Kapasitas penumpang bajaj adalah dua, atau ditambah satu anak kecil, yang semuanya akan duduk di belakang supir bajaj. Suara bajaj sangatlah memekakkan telinga. Namun, karena fisiknya yang relatif kecil, bajaj dapat diandalkan untuk menerobos kemacetan ibukota.
Namun dengan semakin berkembangnya zaman, bajaj sudah jarang diminati oleh masyarakat di Jakarta. Kakek Suriah adalah seorang supir bajaj di zaman modern ini yang masih mengandalkan bajajnya untuk mencari nafkah.
Kakek Suriah berusia 99 tahun, kesehariannya beliau seorang supir bajaj yang berpangkal di dekat stasiun kereta api Gondangdia, Jakarta Pusat. Sehari-hari beliau hanya mendapatkan uang antara Rp30-60 ribu saja dan setiap harinya beliau menyetor ke pemilik bajaj sebesar Rp80 ribu. Kakek Suriah tinggal di ditempat pemilik bajaj.
“Meski saya sudah tidak muda lagi tetapi saya harus tetap bekerja agar bisa bertahan hidup di ibu kota.” Itulah jawaban dari kakek Suriah saya kami menanyakan mengapa di usia senjanya beliau masih tetap bekerja.
Pada project 17 Februari ini kakek Suriah menjadi salah satu penerima donasi dari para donatur KNJ. Kakek Suriah sangat senang dan juga bersyukur mendapatkan bantuan dari pari donator KNJ. Beliau mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur karena telah menyisihkan sebagian rezekinya untuk beliau. Donasi ini sendiri telah diserahkan ke beliau pada Minggu, 19 Februari 2017.
Untuk sahabat KNJ jika berada di sekitar stasiun kereta api gGndangdia yuk gunakan bajaj kakek Suriah untuk tiba ke tujuan yang kalian inginkan.
Editor: Eny Wulandari