Eksekusi Bulan Ini, what's on|

Kakek Simun dan nenek Supinah mengisi hari-hari tua mereka bekerja menjajakan makanan siap saji dan cemilan tradisional di sekitar RT 15/03 di Kebaguan Kecil, Pasar Minggu Jakarta Selatan. Mereka tinggal bersama seorang anak dan seorang cucu di rumah kurang layak tinggal yang berdiri di tanah milik orang lain yang secara sukarela mengizinkan untuk dihuni oleh mereka.

Kakek Simun, 74 tahun, membantu mengantar masakan istrinya, nenek Supinah (nenek Sopi), 67 tahun. Setiap hari mereka membuat dan menawarkan dagangan mereka, seperti gorengan dan lauk-pauk. Pasangan ini memulai hari di pagi buta, yakni sekitar pukul 3 pagi WIB. Proses memasak dilakukan hingga pukul 6 pagi WIB agar langganan beliau sudah siap menjemput makanan untuk dijual kembeli. Apabila dagangan ada yang belum habis, maka pasangan ini akan menjajakan ke calon pembeli lainnya. Biasanya, pukul 8 pagi, mereka sudah selesai berjualan.

Dalam sehari, keuntungan mereka antara Rp50 dan Rp70 ribu. Pernah ada yang berhutang hingga Rp200 ribu tetapi kakek dan nenek ini tidak begitu mempermasalahkannya. Nenek Sopi berbelanja ke pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Jika belum menemukan ojek, beliau akan berjalan kaki dari TB Simatupang hingga ke rumah beliau sambil membawa bakul gendongan di punggungnya.

Kakek Simun sendiri bernama asli Wasmun. Ia dan nenek Sopi sudah 17 tahun tinggal di tempatnya sekarang. Sejak pertama kali mendiami rumahnya yang sekarang, keluarga ini belum merenovasinya. Sehingga, banyak bagian atap yang bocor sebagaimana terlihat kami mengunjungi mereka untuk menyerahkan bantuan dari donatur dan sahabat KNJ pada Minggu, 13 Maret 2022.

Rumah tersebut beralaskan tanah dengan toilet kurang memenuhi standar. Nenek dan kakek was-was rumah mereka roboh jika hujan disertai dengan angin kencang. Kakek Simun dan nenek Sopi mempunyai dua orang anak, dimana yang satu ikut bersama suaminya. Anak pertama tersebut mempunyai seorang anak yang lebih memilih tinggal bersama mereka. Ia kini duduk di bangku kelas 2 SMP. Kondisi anak pertama yang pas-pas an membuat mereka memilih bekerja sendiri.

Bersama mereka juga tinggal anak kedua, yang bekerja sebagai staf kebersihan di sebuah apartemen yang tidak jauh dari rumah tersebut. Dengan gaji sang anak kedua mencapai Rp2 juta per bulan, pasangan ini tetap harus bekerja memenuhi segala kebutuhan hidup.

Begitulah kehidupan sederhana dua solia yang penuh semangat dan rasa syukur ini,  benar-benar dapat dijadikan pelajaran bagi kita semua untuk senantiasa menjalani hidup dengan penuh syukur.

Tak lupa kakek Simun dan nenek Sopi mengucapkan terima kasih untuk perhatian dan bantuan dari donatur dan sahabat KNJ semuanya.

Penulis: Eny dan Ara

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window