Meski sudah berusia 77 tahun, kakek Mansur tidak sekali pun mengeluhkan keseharian beliau yang harus berjualan keliling dengan berjalan kaki. Beliau sudah menjual donat sejak harganya masih Rp5 hingga sekarang Rp2 ribu per buahnya.
Kakek malah mengatakan berjalan kaki merupakan salah satu resep beliau jarang sakit. Selain itu, kakek sering tersenyum dan ramah, membuatnya legowo menikmati kesehariannya di usia senja di Jakarta.
Kakek berjualan dengan rute dari rumahnya di Jalan Adil, Lubang Buaya, ke Graha Cijantung hingga Kalisari. Rumah tersebut beliau tempati bersama tujuh penjual donat lainnya. Bos beliau memberikan rumah tersebut untuk mereka tinggali.
Terlebih dahulu, kakek naik angkot Jaklingko no. 19 dan no. 25 dari rumah beliau. Saat siang, beliau mangkal di sebuah toko serba ada di Cijantung, Jakarta Timur. Kakek asal Tasikmalaya ini mempunyai enam orang anak dan 18 cucu. Mereka semua tersebar di Jawa Barat. Istri beliau sudah meninggal dunia.
Penghasilan kakek tidak menentu. Sekali ambil, beliau berjualan 150 donat. Beliau akan memberikan setoran jika jualannya habis Rp200 ribu dan jika tidak habis setengah dari penghasilannya. Penghasilan dapat mengantongi Rp400 ribu dikurangi setoran Rp150 ribu. Tapi kalau tidak habis ya beliau setor seadanya.
Kakek sehat. Beliau pernah mengeluhkan sakit di kaki tetapi sekarang sudah sangat membaik berkat mengikuti senam lansia yang diberikan secara gratis. Keinginan kakek saat ini ingin sekali berumroh. Jadi, kakek tetap giat bekerja untuk menabung umroh. Terima kasih banyak atas bantuan para donatur dan sahabat KNJ. Mudah-mudahan bantuannya dapat mempercepat kakek berangkat ke Tanah Suci, amiin.
Penulis dan editor: Eny Wulandari