Belum pernah mencoba rujak bebek? Atau baru pertama kali mendengar rujak bebek? Jika iya untuk keduanya, cobalah mencicipi rujak bebek buatan bapak Adung yang menjualnya di sekitar Kampung Sepatan, Jakarta Utara, hingga Kampung Baru, Jakarta Timur.
Rujak bebek sendiri merupakan rujak khas Cirebon, Jawa Barat, yang cara membuatnya ditumbuk. Dari sinilah, nama rujak bebek berasal. Rujak bebek terasa segar sebab mencampurkan beberapa jenis buah, seperti mangga muda dan kedondong.
Bapak Adung, 51 tahun, adalah salah satu pelestari kuliner tradisional ini. Beliau berasal dari Cilamaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Beliau berjualan secara keliling mulai dari jam 9 pagi hingga Maghrib. Biaya modal yang dikeluarkan setiap berjualan sebesar Rp300 ribu. Beliau biasa berbelanja di pasar Waru, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Bapak Adung tinggal mengontrak sebuah kamar bersama teman seprofesinya dengan biaya sewa Rp350 ribu. Uang tersebut sudah mencakup biaya listrik dan air. Tetapi, kamar mandi dipakai bersama-sama dengan penghuni kontrakan lainnya. Saat hujan turun deras dalam waktu lama, kontrakan beliau akan terkena banjir. Ini juga dikarenakan lokasi kontrakan yang tepat di samping sebuah kali, yang akan cepat meluap jika hujan deras.
Bapak Adung mempunyai seorang istri dan seorang anak perempuan yang sudah menikah. Dari anak beliau, pasangan ini mempunyai seorang cucu berumur empat tahun. Beliau bersyukur saat ini sehat dan tidak mempunyai keluhan sakit apapun.
Bapak Adung tidak mengemis sebab beliau tidak mau selain masih mampu bekerja. Beliau berterima kasih atas perhatian dan bantuan dari sahabat dan donatur KNJ dalam project eksekusi ke-62 September lalu. Beliau berencana akan mengirimkan bantuan tersebut ke istri dan cucunya di kampung.
Penulis dan editor: Eny Wulandari