Satu lagi sosok mulia atau solia yang teguh memegang prinsip #SayNotoNgemis. Beliau adalah kakek Abdurrahman, 75 tahun. Meski setiap hari harus berjalan jauh menjual balon, beliau menolak mengemis sebab tidak diperbolehkan oleh agama.
Kami menemui beliau untuk menyerahkan titipan bantuan dari sahabat dan donatur KNJ pada 3 Juli 2022. Kami terkesima dengan kakek Abdurrahman yang sangat memahami agama Islam.
Beliau sendiri berasal dari Demak, Jawa Tengah. Beliau pertama kali merantau dari tanah kelahirannya pada 1974 atau 1975. Pekerjaan pertama beliau yaitu sebagai juru parkir di Pasar Sunan Giri, Rawamangun. Lalu pada 2014 sampai 2015 beliau pulang kampung untuk istirahat. Setelah itu, pada 2016 beliau ke Jakarta lagi untuk mencari nafkah. Di Jakarta beliau sendiri dan tidak memiliki tempat tinggal sehingga beliau beristirahat di Masjid Al Itihad, Tebet, Jakarta Selatan.
Pada 2016, beliau mulai untuk mencoba berjualan balon karena dirasa ringan untuk dibawa mengingat umur yang sudah tua. Kakek Abdurrahman menjual balon dengan harga Rp5 ribu. Dari harga tersebut, pendapatan bersih beliau mencapai antara sekitar Rp60 ribu hingga Rp120 ribu. Balon pasti selalu ada yang beli setiap harinya.
Kakek Abdurrahman memiliki seorang istri dan empat orang anak. Istri dan seanak beliau tinggal di Demak. Dua orang anak yang lainnya bekerja di Kalimantan di kebun kelapa sawit. Seorang lagi bekerja di Surabaya sebagai buruh pasar sedangkan seorang anak perempuan beliau tinggal di Demak dengan keadaan cacat pada kaki kanan.
Tiga orang anak beliau sudah menikah kecuali anak terakhir beliau yang cacat. Istri beliau tidak bekerja, hanya mengurus cucu. Kakek sering pulang kalau ada rezeki. Kalau rezeki bagus beliau bisa pulang dalam 25 hari. Kakek bersyukur bisa mudik Lebaran tahun ini.
Saat berumur 68 tahun, kakek jatuh dari pohon sehingga sering terasa sakit hingga sekarang. Terima kasih sahabat dan donatur KNJ untuk kebaikan dan bantuan bagi kakek Abdurrahman dan sekeluarga.
Editor: Eny Wulandari