Apa yang biasa kita lakukan saat pukul 1 pagi? Mayoritas dari kita akan terlelap dalam tidurnya bukan? Tetapi tidak demikian untuk kakek Daliyo, 70 tahun. Beliau sudah harus bangun untuk memasak makanan untuk dijual beberapa jam sesudahnya.
Kakek Daliyo sehari-hari menjual nasi, sayur, dan lauk matang dengan menggowes sepedanya. Profesi ini sudah beliau lakoni sejak pertama kali merantau ke Jakarta pada 1975.
Pria ramah ini berasal dari Klaten, Jawa Tengah. Beliau berjualan mulai pukul 7 pagi hingga siang hari sekitar sholat Dhuhur. Harga yang ditawarkan cukup murah. Untuk sebungkus nasi, telur, sayur dan sepotong bakwan, calon pembeli cukup membayar Rp10 ribu saja.
Sejak pandemi COVID-19, beliau mengaku penjualan menurun. Kini, kakek empat cucu ini membawa sekitar 15 hingga 20 bungkus per hari. Pendapatan kotor beliau Rp150 ribu, belum dipotong untuk modal berjualan.
Beliau menawarkan barang jualannya dengan rute, antara lain Balai Sudirman, Minangkabau, hingga Pasar Rumput, Jakarta Selatan.
“Kadang (jualan) nggak habis. Nasi dimakan sendiri (kalau nggak habis). Kalau bisa diangetin ya diangetin (untuk dijual kembali),” kata beliau.
Kakek sudah lama menghuni kontrakannya yang sekarang di Kampung Sawah, gang Krikit RT 5 RW 1, Menteng Dalam, Jakarta Selatan. Di kontrakan satu kamar inilah beliau tidur hingga memasak sendiri makanan yang akan dijual.
Uang sewa kontrakan beliau Rp500 ribu per bulan, sudah termasuk listrik. Untuk mandi dan kencing, beliau harus membayar Rp2 ribu sekali ke toilet.
Dua anak beliau, istri, dan cucu semua berada di Klaten. Kaki kakek sudah cukup lama terasa nyeri namun dokter tidak mendiagnosa adanya penyakit serius. Sehingga, beliau cukup mengonsumsi obat pereda nyeri yang biasa dibeli di apotik.
Alhamdulillah, kami telah menyerahkan bantuan titipan donatur dan sahabat KNJ dalam project eksekusi ke-61 pada Minggu, 3 Juli 2022. Beliau mengucapkan banyak terima kasih atas perhatian dan bantuannya.
Penulis dan editor: Eny Wulandari