Kami belajar banyak dari sosok mulia atau solia yang satu ini. Beliau bernama kakek Endang yang kini berusia 63 tahun. Semangat hidup beliau sangat layak kami bagikan di sini.
Kakek Endang dan sang istri, nenek Siti, kini menempati rumah non permanen yang dibangun di atas kuburan lama di daerah Rawa Bunga, Jatinegara, Jakarta Timur. Rumah tersebut sangat sempit dan tidak memiliki kamar mandi. Beliau harus mengambil air dari pompa yang cukup jauh jaraknya. Untuk keperluan listrik, kakek mengeluarkan uang sebesar Rp60 ribu/bulan.
Kakek Endang dan nenek Siti memiliki seorang putra yang sedang menjalankan pendidikan pesantren di Sentul, Bogor, secara gratis karena mendapatkan beasiswa.
Keseharian kakek Endang mayoritas untuk bekerja mencari barang bekas. Beliau menyusuri Jalan Pedati hingga Jalan Otista, Jakarta Timur, mulai pukul 10 pagi hingga 3 sore. Beliau mencari botol bekas dan kardus bekas. Setelah terkumpul, beliau akan menjualnya ke pengepul setiap minggunya. Harga per kilogram plastik bekas adalah Rp2.500 sedangkan kardus bekas Rp2 ribu per kilogram. Rata-rata pendapatan kakek sebesar Rp400 ribu/minggu.
Sedangkan nenek Siti dulu bekerja sebagai ART namun semenjak pandemi COVID-19, nenek tidak lagi bekerja.
Beberapa tahun lalu, kakek menderita penyakit stroke yang menyebabkan kakek tidak dapat berjalan selama lima bulan. Uang tabungan kakek dan nenek habis untuk membayar pengobatan kakek. Saat ini kakek sudah dapat berjalan dan beraktivitas kembali meskipun kadangkala kakek merasakan nyeri sendi dan kram pada kaki.
Saat tim KNJ mendatangi rumah beliau, kakek Endang sudah lima hari tidak bekerja. Mata beliau sakit terkena debu karat dari besi berkarat yang dibersihkannya. Kakek juga mengatakan bahwa saat ini kakinya kumat, terasa nyeri sehingga sulit untuk berjualan kembali.
Kakek Endang mendapatkan payung lipat, payung besar, beserta kaos dan jas hujan. Donasi yang diberikan kepada kakek sebesar Rp2,5 juta dan titipan amanah sebesar Rp1,5 juta beserta voucher belanja sebesar Rp300 ribu. Terima kasih banyak sahabat dan donatur KNJ untuk bantuannya kepada kakek Endang dan sekeluarga dalam project eksekusi KNJ ke-60 ini.
Editor: Eny Wulandari