Peluh keringat seorang ayah, seperti bapak Karisman, begitu berarti bagi keluarga di rumah. Hasil yang terkadang tak sepadan dengan perjuangan sehari-hari tetaplah layak memperoleh acungan jempol.
Bapak Karisman, 52 tahun, adalah salah satu sosok mulia atau solia yang kami maksud di atas. Banyak donatur dan sahabat KNJ yang memberikan donasi untuk beliau dalam project November 2021.
Bapak Karisman menjual balon sehari-hari di Jalan Taman Alfa Indah dan sekitar kawasan Joglo, Jakarta Barat. Beliau berjualan dari pagi hingga jam 9 malam WIB dari Senin hingga Minggu. Beliau berjualan menggunakan sepeda yang beliau beli dari temannya seharga Rp100 ribu.
Beliau tinggal seorang diri di Jakarta bersama sesama pedagang. Istri dan anak beliau tinggal di Serang, Banten. Istri pak Karisman adalah seorang ibu rumah tangga. Pasangan ini dikaruniai tiga orang anak, satu di antaranya sudah menikah. Dua anak lainnya masih duduk di bangku sekolah, yakni Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Pak Karisman biasanya mudik sekitar sekali dalam dua bulan atau tidak menentu.
Pada awalnya, beliau mengontrak bersama lima temannya yang berjualan cilok dengan seharga Rp1,5 juta per bulan. Namun, sekarang pak Karisman telah pindah ke kontrakan yang baru dengan dua orang temannya. Biaya kontrakan baru beliau per Rp 450 ribu. Pak Karisman telah mengontrak kurang lebih selama satu tahun, dengan listrik menggunakan pulsa/token dengan biaya Rp 50 ribu per bulan. Beliau kontrakan yang sekarang dihuninya sering kebanjiran.
Sebelum berjualan balon, pak Karisman pernah berjualan cilok selama tiga tahun. Namun, beliau memilih berhenti karena kelima temannya yang berjualan cilok. Pada akhirnya, satu kontrakan memilih untuk berhenti berjualan cilok sehingga membuat gerobak cilok beliau dijual seharga Rp50 ribu.
Setelah berhenti berjualan cilok, pak Karisman akhirnya memilih untuk berjualan balon. Tidak seperti cilok, menjual balon tidak membutuhkan tenaga sebanyak membuat cilok. Selain itu, kemungkinan merugi tidak sebanyak cilok yang gampang basi.
Sudah dua tahun beliau menjual balon. Sistemnya, beliau mengambil balon dari sesama penjual balon lalu hasilnya beliau setor ke penjual tersebut. Setiap hari, pendapatan bersih beliau antara sekitar Rp50 dan Rp100 ribu. Setoran per balon per hari antara Rp5 dan Rp10 ribu.
Sebelum pandemi COVID-19, beliau bisa menjual antara sekitar 35 dan 50 balon saat akhir pekan dan hajatan. Warteg menjadi andalan bapak Karisman untuk mengisi perut.
Beliau tidak memiliki riwayat penyakit berat namun ia sering terkena sariawan, penglihatannya pun masih normal.
Terima kasih kepada seluruh sahabat dan donatur KNJ yang telah membantu beliau. Semoga donasi tersebut bermanfaat bagi beliau dalam mendukung usahanya.
Penulis dan editor: Eny Wulandari