Nenek Bawon sudah duduk anteng menunggu pembeli dan kami saat Sabtu siang, 1 Mei 2021. Kami memang sudah berjanji Sabtu pekan sebelumnya untuk menyerahkan amanah donasi dari sahabat KNJ dan donatur dalam project Kado Lebaran untuk Solia (KLUS) 1442 H.
Nenek Bawon, 80 tahun, hari itu sudah bergegas beraktivitas seusai sholat Subuh. Nenek menjualkan barang dagangan, seperti rempeyek, pisang, dan roti, dari pedagang di pasar Palmerah. Pendapatan nenek akan dipotong untuk diserahkan ke pemilik cemilan itu terlebih dahulu.
Mulai dari pagi hingga kami datang, nenek sudah memperoleh pendapatan Rp50 ribu. Selain aneka cemilan tadi, nenek juga menjual rokok, teh dan kopi hangat. Nenek menjual barang dagangan tersebut di emperan toko sekitar stasiun Palmerah. Tepatnya, arah ke Pejompongan sebelum Jembatan Penyeberangan Orang.
Nenek mengontrak seorang diri di Jakarta, di jalan Haji Pekir, dengan sewa Rp400 ribu per bulan. Keluarga semua tinggal di kampungnya di Pekalongan. Pendapatan nenek tidak menentu. Rata-rata pendapatan kotor beliau Rp60 ribu per hari. Itu pun masih harus disetor ke penjual roti dan cemilan tempat beliau mengambil dagangan itu untuk dijual kembali. Hasil jualan nenek hanya cukup buat makan sehari-hari.
Harganya cukup terjangkau. Untuk sebungkus roti cukup Rp3 ribu saja. Cemilan ada yang Rp7 ribu dan Rp10 ribu per bungkusnya. Nenek sudah sejak 1981 mencari nafkah di Jakarta. Anak-anak nenek semua berada di Pekalongan. Nenek hidup sendiri di Jakarta sebab tidak mau merepotkan anak-anak beliau.
Biasanya nenek pulang setelah Ashar. Tapi hari itu, kami mengajak beliau pulang lebih awal untuk beristirahat. Beliau bersyukur atas bantuan dan kepedulian dari sahabat dan donatur KNJ. Bantuan KLUS dari teman-teman membuat Idul Fitri kali ini terasa berbeda dan meringankan beban beliau sehari-hari. Baju, sajadah, mukena, masker dan kudapan beliau terima dengan rasa haru dan gembira.
Insya Allah nenek akan mempergunakan uang THR sebesar Rp1,5 juta untuk modal berjualan.
Editor: Eny Wulandari