Di usia yang sudah senja, kakek Rawu, 70 tahun, memutuskan merantau ke Jakarta. Ini dilakukan setahun yang lalu setelah istri beliau meninggal dunia. Beliau menjual tisu bersama cucunya di bawah halte Transjakarta Penas Kalimalang (arah Prumpung ke UKI Cawang), Jakarta Timur. Kakek Rawu adalah solia dalam project eksekusi April 2021 kami.
Kakek berjualan mulai pukul 13.00 hingga 19.00 WIB. Beliau menjual tisu Rp10 ribu per tiga buah dimana setiap tisu terjual beliau harus menyetor Rp2 ribu ke atasannya. Hasil beliau berjualan dalam sehari sebesar Rp30 ribu, dimana Rp20 ribu harus beliau setor ke atasannya tersebut. Sehingga kakek Rawu mengantongi uang jualannya sebesar Rp10 ribu.
Kakek Rawu kini tinggal bersama cucunya di gudang milik anaknya yang tidak terpakai. Keadaan gudang tersebut sangatlah jauh dari kata layak untuk bisa ditinggali oleh manusia. Sempit, tidak ada kamar mandi sehingga mengharuskan mereka membayar Rp2 ribu untuk keperluan mandi, cuci, dan buang air besar atau kecil untuk sekali pemakaian.
Cucunya sendiri bernama Ian yang kini duduk di bangku kelas 2 SD. Ia tinggal bersama kakek Rawu dikarenakan dirinya ditinggal oleh kedua orang tuanya. Meskipun dalam keadaan serba terbatas, tetapi semangat kakek Rawu untuk terus berjuang hidup tetap membara. Selain memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, kakek juga turut membayar uang sekolah Ian sebesar Rp30 ribu per bulan. Dengan ikhlas, sabar, dan tawakal, kakek Rawu menjalani kehidupannya.
Kakek Rawu mengucapkan terima kasih atas bantuan yang didapat. Uang donasi yang diterimanya akan digunakan oleh kakek untuk pulang kampung agar bisa berziarah ke makam sang istri sekaligus untuk melapisi makam sang istri dengan keramik. Selain itu, beliau juga ingin membelikan handphone untuk cucunya agar dapat belajar daring dengan baik. Kakek Rawu mendoakan para donatur dan tim KNJ agar kebaikan yang dilakukan dapat dibalas oleh Allah serta selalu diberi kesehatan, amiin ya robbal’alamiin.
Editor: Eny Wulandari