Bapak Tolib sedang memejamkan mata menahan kantuk di siang hari saat kaimi menemui beliau. Tak bisa disembunyikan lagi wajah tuanya yang tampak lelah berjualan. Di usianya yang hampir mencapai 70 tahun, bapak Tolib tidak patah semangat berusaha.
Bapak Tolib menjual minuman di dekat gedung bank BNI, keluar dari stasiun Jakarta Kota. Sehari harinya beliau berjualan minuman dengan perasaan was-was sebab takut terkena razia Satpol PP.
Wajah tuanya menyiratkan perasaan tidak tenang dan khawatir dagangan dan gerobaknya akan diambil. Padahal gerobak yang ia gunakan saat ini pinjam dari temannya dengan sewa Rp5 ribu per hari.
Bapak Tolib tetap bekerja untuk biaya makan beliau dan istrinya yang saat ini berada di kampung. Beliau mempunyai tiga orang anak yang semuanya sudah berkeluarga dan sempat melarang beliau berjualan.
Tetapi beliau tidak ingin hanya sekadar menunggu pemberian uang anaknya setiap bulannya. Beliau tinggal seorang diri di kontrakan dengan biaya Rp350 ribu sebulan. Setiap harinya beliau berangkat selepas Subuh lalu pulang sebelum Magrib.
Beliau sangat berterima kasih kepada tim KNJ dan berpesan agar anak muda tetap semangat dan tidak mudah putus asa di usia yang tubuh sarat kebugaran. Menurutnya, anak muda harus rajin belajar dan berusaha. Beliau berpesan agar anak muda tidak seperti dirinya saat hari tua.
Beliau juga berterima kasih kepada donatur dan mendoakan kebaikan untuk setiap donatur. Donasi yang diberikan akan dipergunakan untuk pulang kampung. Donasi yang diberikan kepada bapak Tolib yakni donasi Rp2 juta, donasi amanah Rp784 ribu dan pakaian.
Editor: Eny Wulandari