Di sebuah pojokan sisi kanan Alfamidi, depan halte Transjakarta Bidara Cina, Jakarta Timur, nenek Sopiah siaga menjajakan tisunya. Nenek Sopiah, 70 tahun, biasa berdagang di sini mulai Senin hingga Sabtu mulai pukul 2 siang hingga Isya tiba.
Untuk mencapai lokasinya, nenek Sopiah naik angkutan umum dari sekitar kediamannya di daerah Cipinang Besar Selatan. Angkutan ini menjadi andalan nenak Sopiah berangkat dan pulang kerja. Penghasilan nenek tidaklah menentu. Beliau menjual tiga buah tisu seharga Rp10 ribu, Rp5 di antaranya akan masuk ke kantong nenek.
Tisu yang beliau jual bukanlah milik sendiri, melainkan punya bos yang ia jualkan. Untuk satu tas besar berisikan tisu, nenek memperoleh bayaran antara Rp20 dan Rp30 ribu. Itu pun tidak setiap hari beliau dapatkan karena tidak setiap hari satu tas berisikan tisu tersebut langsung habis. Pun demikian nenek bersyukur ada banyak orang yang bersimpati lalu memberikan uang kepadanya untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Suami nenek Sopiah sudah tidak lagi bekerja karena sakit. Pasangan ini tidak dikarunia keturunan. Keduanya tiggal di rumah sendiri sehingga nenek tidak perlu membayar uang sewa. Nenek Sopiah menderita sakit katarak pada mata sisi kirinya sedangkan bagian kanan sudah dioperasi.
Nenek Sopiah mengucapkan terima kasih banyak bagi para donatur dan sahabat KNJ atas donasi yang telah beliau terima dalam eksekusi rutin edisi ke-35 pada November 2018 lalu.
Editor: Eny Wulandari