Alhamdulillah donasi untuk kakek Yusman telah disampaikan pada project April 2018 pada tanggal 29 April 2018.
Kakek Yusman, sosok mulia yang tegar dan berhati mulia. Di usianya yang sudah memasuki kisaran 77 tahun, beliau tak henti-hentinya berusaha untuk menjadi seorang teladan sebagai kepala keluarga yang bertanggung jawab. Bagaimana tidak, beliau rela berpanas-panasan serta berhujan-hujanan di tempat dimana dia mencari rejeki, yaitu di lampu lalu lintas antara jalan Panjang Cidodol dan Seskoal.
Kakek adalah penjual peyek yang menawarkan dagangannya di lampu lalu lintas tersebut. Peyek yang beliau jual pun ternyata bukan peyek buatan kakek, beliau mengambil peyek tersebut sekitar jam 7 an di sebuah tempat dan menjajakannya di sekitaran lampu lalu lintas tersebut. Harga peyek yang beliau jual pun cukup murah, antara Rp 7 dan 8 ribu saja. Kakek biasa berjualan mulai dari selesai mengambil peyek hingga sekitar jam 2 atau sampai jam 4 sore.
Kakek Yusman tinggal di sebuah kontrakan di jl Pahlawan (Sukabumi Selatan, Kebon jeruk) di dekat bengkel (area pertambangan). Harga sewa kontrakan kakek pun terbilang cukup mahal, yaitu Rp650 ribu untuk tiap bulannya. Terkadang menantu kakek pun suka membantu untuk membayar kontrakan, namun itu jarang sekali. Karena setiap kali kakek meminta uang untuk bayar kontrakan, menantunya selalu pergi. Penghasilan kakek dari berjualan peyek itu sekitaran Rp75 ribu. Akan tetapi kakek masih mempunyai tanggungan anak,istri serta cucunya. Beliau pun sering mengirimkan hasil jerih payahnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari istrinya.
Terkadang kakek juga sering dimintakan uang oleh tukang ojek di sekitaran beliau biasa berjualan untuk membeli kopi.
Di balik ketegaran yang ditunjukkannya, ternyata kakek memiliki penyakit Hernia. Sudah beberapa hari ini kakek merasa sakit ketika sedang buang air kecil. Mungkin rasa sakit yang dirasakan kakek beberapa hari ini ada kaitannya dengan penyakit Hernia yang beliau derita. Kakek pun jadi tidak berdagang untuk beberapa hari terakhir ini, niatnya kakek ingin berobat agar dapat menghilangkan rasa sakit dan kembali berdagang.
Kakek sedikit bercerita tentang hidupnya, meski pun penghasilan yang beliau dapat dari berdagang peyek hanya pas-pasan saja, kakek masih berusaha untuk tetap berbagi ke orang lain yang mungkin senasib atau lebih membutuhkan dari beliau. Salah satunya dengan cara beliau menyisihkan uang hasil dagangannya untuk ditabung di celengan yang beliau punya. Kelak ketika celengan itu sudah penuh akan diberikan kepada anak yatim piatu yang tinggal di kampungnya.
Beliau juga bercerita kenapa tidak mengemis saat kami tanyakan hal itu, alas an beliau tidak mengems adalah karena itu adalah sifat orang yang malas. Lagi pula mengemis itu memalukan diri sendiri.
Dengan diberikan donasi dari teman-teman Ketimbang Ngemis Jakarta, beliau mengucapkan bayak terima kasih dan uga ikut serta mendoakan para donatur agar dilancarkan urusannya serta dilapangkan rezekinya.
“Walaupun hidup dalam keadaan susah dan pas-pasan, janganlah lupa untuk bersyukur dengan cara berbagi”
Editor: Eny Wulandari