Usia 74 tahun seolah tak dihiraukan oleh kakek Ojik, salah satu sosok mulia atau solia yang memperoleh bantuan donatur berupa uang, sembako dan pakaian pada Minggu, 21 Januari 2018 lalu.
Kakek Ojik menjual roti keliling di daerah Kwitang, Jakarta Pusat. Beliau tinggal di mess bersama orang-orang yang seprofesi dengan beliau. Kakek di Jakarta hanya sendirian tidak ada sanak saudara atau pun kerabat dekat. Istri kakek tinggal di Bogor bersama anaknya yang masih sekolah. Kakek biasa berjualan roti mulai dari pukul 09.00 sampai dengan pukul 22.00 WIB, waktu bekerja yang cukup lama mengingat usia kakek yang sudah cukup berumur bukan?
Tetapi itu tidak membuat kakek patah semangat. Meski kaki kakek sudah tidak sekuat dulu ketika mengayuh gerobak tetapi kakek tetap melakukannya. Setiap hari kakek mengayuh gerobaknya, menelusuri jalan demi jalan demi menjajakan roti yang dia jual. Sikap orang yang acuh dan debu jalanan menjadi teman setia kakek. Belum lagi jalanan besar di kota jakarta yang seringkali macet. Tapi itu tidak beliau risaukan sebab beliau harus menafkahi istrinya di kampung serta anaknya yang masih sekolah.
Jarak antara Kwitang dan Cikini mungkin tidak terlalu jauh tetapi bagi kakek itu suduh cukup menguras tenaga apalagi mengingat usia kakek yang sekarang ini. Tak hanya sampai di situ perjuangan kakek. Beliau masih harus menunggu pembeli yang datang. Kalau cuaca lagi bagus itu bukan masalah bagi kakek tapi bagaimana kalau hujan lebat. Adakah pembeli yang melirik dagangannya? Salut buat semangat kakek yang tidak pernah luntur dan tidak menyerah pada keadaan.
Editor: Eny Wulandari