Alhamdulillah donasi uang amanah telah disampaikan kepada bapak Dedy dalam project eksekusi edisi Januari 2018, yang kami serahkan kepada beliau pada Minggu, 21 Januari 2018.
Bapak Dedy, 70 tahun, merupakan penjual ikan hias di sekitar Bekasi Barat. Bapak Dedy mengalami cacat fisik di kedua tangannya, dimana di kedua tangannya hanya ada ibu jari saja. Beliau biasanya mengambil ikan hias dari tempat budidaya ikan hias di daerah Cakung Pahyangan menggunakan jasa ojek dengan tarif Rp30 ribu.
Biasanya bapak Dedy mengambil terlebih dahulu ikan hias yang sudah disiapkan oleh si pedagang lalu menjualnya. Beliau berdagang menjual ikan hias dengan mendorong sepedanya. Sungguh berat apa yang dilalui si bapak karena jalan yang dia tempuh berupa tanjakan dan turunan.
Dengan keadaan fisik yang seadanya, beliau tetap berdagang seperti biasanya tanpa mengeluhkan perihal cacat pada kedua tangannya. Penghasilan bapak Dedy sekitar Rp60 ribu setiap harinya7. Beliau tinggal di daerah Kampung Raden Jl Camar Bekasi Barat tepatnya di sebuah kontrakan yang harus beliau bayar Rp500 ribu tiap bulannya.
Cacat fisik pada bapak Dedy itu bukan dia dapatkan ketika beliau lahir melainkan adanya kecelakaan yang menimpa bapak Dedy saat istrinya hamil dan menginginkan (ngidam) belut. Kejadian tersebut bermula ketika bapak Dedy mencari belut menggunakan obor. Ketika bapak Dedy sedang mengobor belut tiba-tiba saja kaleng tiner seberat 5 kg terbakar dan mengenai kedua tangan beliau sehingga tangan bapak Dedy mengalami cacat yang kini hanya menyisakan ibu jari saja di kedua tangannya. Begitu besar pengorbanan bapak untuk sang istri bukan?
Cobaan kembali menimpa bapak Dedy menjelang waktu kelahiran si buah hati. Sang anak yang berada dalam kandungan si istri justru meninggal dunia saat dilahirkan begitu pula sang istri ketika itu.
Sampai saat ini bapak Dedy tinggal sebatang kara dengan keadaannya tersebut. Walaupun hidup seorang diri, bapak Dedy tidak pernah meninggalkan sholat dan selalu berusaha dengan prinsip DUIT (Doa, Usaha, Ikhlas, Tenang). Pada kotak dagangan yang berada di sepeda beliau, bapak Dedy menyediakan dua tempat uang, dimana tempat pertama merupakan hasil uang jualan ikan hias sedangkan tempat yang kedua berisikan uang dari orang yang memberikan rezeki mereka kepada beliau.
Mereka yang membeli ikan tersebut pun mengambil ikannya sendiri serta menaruh uangnya sendiri dikarenakan keadaan tangan bapak Dedy yang tidak memungkinkan untuk melakukannya. Sekali lagi keadaan sepertinya tidak membuat sisi kemanusiaan bapak Dedy hilang begitu saja sebab hampir setiap hari beliau menyisihkan uangnya selama sebulan untuk dia sedekahkan kepada anak yatim.
Editor: Eny Wulandari