Eksekusi Bulan Ini, what's on|

Usai mencari keberadaan kakek Sukri yang berujung nihil di tempat ia berdagang perabotan rumah tangga di pasar Bojong, kami berhasil berjumpa dengan sosok mulia atau solia keren ini di rumahnya di Jalan Bojong Raya RT 9/RW 4, Kelurahan Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat pada Minggu, 19 Maret 2017.

Rumah kakek Sukri terbilang kecil dan sempit, hanya dua kamar di depan, dapur serta kamar mandi di belakang. Di rumah tersebut. Kakek berusia 64 tahun ini hanya tinggal berdua dengan istrinya karena anak-anak beliau telah menjalani hidup dengan rumah tangga masing-masing di luar kota. Kakek sangat ramah dan menyambut hangat kedatangan kami. Meski kehidupan yang beliau jalani tidak mudah namun rasa syukur dan penuh ikhlas membuat beliau menjalani hidup semua terasa tanpa beban. Kakek sering tertawa di sela obrolan kami.

Panjang lebar kakek berkisah perjalanan hidupnya. Ketika masih bayi kakek dibuang oleh orang tuanya kemudian kakek diasuh oleh keluarga sederhana yang berbaik hati pada beliau. Karena kondisi keluarga itu pun juga tidak memungkinkan, masa muda kakek dihabiskan untuk menggembala kerbau. Beliau sama sekali tidak mengenyam bangku pendidikan sehingga kakek Sukri pun buta huruf. Sebelum berprofesi sebagai penjual ember, gayung, bantal, guling dan perabotan rumah tangga lainnya, kakek pernah bekerja sebagai kuli bangunan. Kecelakaan kerja yang pernah kakek alami meninggalkan bekas benjolan daging tumbuh yang cukup besar di jidat beliau. Tidak ada tindakan operasi saat itu. Sekarang pun beliau juga sudah tidak merasakan sakit sama sekali.

Tidak jarang kakek Sukri menderita gangguan kesehatan, di antaranya sesak nafas. Setiap menjalani pengobatan beliau mengandalkan kartu BPJS pemberian RT/RW di tempat tinggal beliau. Untuk cicilan per bulannya ditangggung penuh. Begitupun dalam pembuatan Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk. Kakek mengatakan kalau bukan karena bantuan dari pemerintah beliau tak tahu bagaimana membayar segala biaya tersebut.

Jangankan untuk membayar segala pembiayaan itu, dua hari belakangan kakek dan nenek makan dari hasil pemberian tetangga. Karena penghasilan kakek yang tidak menentu, nenek juga menderita asam urat sehingga tidak bisa membantu mencari nafkah. Pun begitu, kondisi ini tidak menghalangi kakek Sukri untuk menebar kebaikan. Beliau sering membantu tetangga dan kawan dagang beliau di pasar jika mengalami kesulitan. Salut sekali untuk kakek Sukri..

Editor: Eny Wulandari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window