Allah swt menakdirkan perjumpaan kami dengan kakek Atep, salah satu solia yang menerima bantuan dari donatur dalam project 17 pada Minggu, 19 Februari 2017. Beliau menjual salak secara keliling di usia yang menginjak 65 tahun.
Kakek inspiratif ini seringkali menjajakan salak yang ia jual di pinggir jalan, terkadang juga berhenti di titik tertentu, seperti di sekitar gereja Lahai Roi, Cijantung. Pada Minggu siang tersebut, kami pergi untuk mencari beliau di lokasi itu. Namun kami tak melihat keberadaan beliau lalu kami pun memutuskan mencari kakek Atep di kontrakan beliau di daerah Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Setelah menempuh perjalanan sekitar dua kilometer dari gereja Lahai Roi, tibalah kami di kontrakan kakek Atep. Benar saja, kami bertemu beliau di sana. Hari itu kakek memang tidak berjualan sebab sedari pagi hujan mengguyur hampir seluruh Jakarta. Di sinilah kakek tinggal seorang diri di sebuah kamar kecil dengan ukuran kurang lebih 2 meter x 1 meter dengan dinding berupa tripleks.
Kondisi kamar kakek cukup lembab akibat hujan yang belakangan ini sering turun. Sedangkan kakek hanya memiliki kasur tipis yang biasa beliau gunakan untuk alas tidur. Perabotan lainnya yang kami lihat hanya sebuah meja ukuran tanggung.
Penghasilan kakek berkisar antara Rp50 ribu dan Rp100 ribu per hari dengan sedangkan pengeluaran mencapai Rp300 ribu per bulan yang harus beliau pakai guna membayar sewa kamar kos. Pun begitu, kakek Atep sudah sangat bersyukur sebab punya tempat untuk berteduh, tidak lagi tidur di depan ruko seperti yang dulu beliau lakukan.
Segala bantuan dan donasi dari sahabat KNJ diterima oleh kakek Atep dengan penuh rasa syukur. Beliau merasa sangat berbahagia. Amanah yang kami sampaikan ini terasa tak sebanding dengan pembelajaran hidup yang kakek Atep ajarkan. Kakek mengingatkan kami tentang tanda kebahagiaan, yaitu bila kita mendapat nikmat maka kita bersyukur, bila mendapat kesusahan maka kita bersabar. Karena orang yang paling berbahagia dan yang paling beruntung dalam hidup ini adalah orang yang merasa cukup dengan apa yang Allah swt berikan dan bersyukur kepada Allah Ta’ala atas pemberian-Nya itu.
Kawan, bagaimana kondisi hidup kita? Apakah lebih baik dari kakek Atep? Sudahkah kesabaran kita tak terbatas? Sudahkah hari ini kita bersyukur? Malu ih sama kakek Atep 🙁
Editor: Eny Wulandari