Kakek Parmo memahami betul “cinta” adalah kata kerja, yang percuma manis di bibir bila tidak membuktikannya melalui perbuatan. Kakek Parmo, kini 70 tahun, hampir 20 tahun lebih muda dari istrinya, nenek Parmi. Bahkan kakek Parmo merupakan suami dari pernikahan kedua sang nenek. Toh rentang usia yang cukup jauh dan status pernikahan nenek sebelumnya tak membuat lentur rasa sayang kakek Parmo buat nenek Parmi.
Pasangan kakek Parmo dan nenek Parmi, yang kebetulan nama mereka memang mirip, telah dikaruniai dua orang anak yang telah meninggal dunia. Nenek Parmi sendiri kini menderita komplikasi penyakit, yakni sakit hipoglikemi atau gula darah rendah, asma, gangguan pendengaran, ginjal hingga kanker serviks. Di saat kondisi istrinya sedang sakit ini kakek Parmo justru terlihat makin setia.
Kakek Parmo dengan tekun menemani istrinya setiap hari, baik di kontrakan mau pun di rumah sakit. Siang malam kakek Parmo selalu menemani nenek Parmi, mendampinginya, memasak makanan untuknya. Bahkan kakek Parmo memberi istrinya bunga yang beliau petik di jalan saat sang istri sedang dirawat di rumah sakit.
Kakek Parmo sehari-hari berdagang mainan di sekitar SD Cipinang tak jauh dari tempat beliau tinggal. Kakek Parmo tinggal di sebuah rumah kontrakan petak berukuran tak lebih dari 3×4 meter. Kontrakannya berada di ujung sebuah gang di daerah Cipinang, tak jauh dari LP Cipinang, Jakarta Timur. Kakek Parmo tinggal di kontrakan tersebut bersama nenek Parmi.
Kakek Parmo dan nenek Parmi adalah orang yang sangat ramah. Kami dijamu dengan amat baik ketika berkunjung ke rumah mereka untuk menyerahkan donasi dari donatur dalam project 17 pada Minggu, 19 Februari 2017. Kami disediakan makanan dan minuman yang cukup. Kakek Parmo membelinya dari tetangga beliau yang berjualan. Entah darimana beliau akan membayar makanan dan minuman tersebut. Tetapi kakek Parmo adalah seorang yang rajin beribadah. Beliau percaya bahwa tamu yang bersilaturahmi akan mendatangkan kebaikan dan menyambung persaudaraan.
Kakek Parmo memang tak punya harta berlimpah tetapi beliau punya hati dan cinta yang berlimpah.
Editor: Eny Wulandari
saluuut ????
Salut ???