Hampir 85% dari total sosok mulia atau solia dalam 15 project yang telah dilaksanakan oleh KNJ memilih berdagang barang dibandingkan menawarkan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka dan keluarga mereka. Statistik KNJ menunjukkan 84% atau 113 solia dari total 135 solia menawarkan dagangan sedangkan sisa 16%-nya menjajakan jasa kepada konsumen.
Ke-135 solia tersebut kami rangkum dari keseluruhan project KNJ mulai dari project 1 yakni pada Juni 2015 hingga project 15 pada Desember 2016. Mereka telah menerima bantuan dari donatur, yang mencakup uang tunai, baju dan sembako.
Dari 135 solia yang sudah ditemui, ada yang berjualan makanan, buah, minuman atau pun pedagang asongan. Sedangkan sektor jasa yang digeluti 16% dari total solia menawarkan jasa tukang cukur, jasa timbangan badan, alat pijat refleksi, dan lainnya.
Contohnya adalah kakek Haerudin, 93 tahun, dan kakek Salim Romdani. Kakek Haerudin berjualan roti tawar dan roti manis dengan berkeliling menggunakan gerobak di daerah sekitar Pal Batu dan mall Kota Kasablanka, Jakarta Selatan.
Sementara itu, kakek Salim Romdani bekerja sebagai pencukur rambut di pinggir jalan. Kakek asal Garut, Jawa Barat ini, menggunakan alat cukur seadanya.
Kedua kakek inspiratif tersebut menghadapi banyak tantangan bersaing berjualan di tengah menjamurnya bisnis modern di ibukota. Fasilitas yang lengkap dan nyaman yang ditawarkan oleh pedagang dengan modal yang lebih besar biasanya lebih menarik minat calon pembeli dibanding tawaran barang atau jasa dari para solia tersebut.
Warga Jakarta lebih cenderung suka membeli roti atau kue di pusat perbelanjaan modern sekaligus cuci mata melihat barang mewah lainnya. Pun demikian penduduk ibukota condong pergi ke salon atau tempat cukur rambut ber-AC yang menawarkan pula model rambut terbaru.
Meski demikian, baik kakek Haerudin mau pun kakek Salim Romdani serta ratusan solia lainnya tetap teguh menjalani usaha mereka dengan berprinsip tidak mau mengemis. Perubahan tren memang memaksa manusia lebih cerdas mengolah otak menjalankan bisnis mereka masing-masing dan meski bisnis solia tersebut tidak lagi seiring dengan tuntutan zaman, mereka tetap ikhlas bekerja dan pantang mengeluh. Semangat luar biasa lah yang membuat mereka tetap bertahan dan layak menjadi panutan bagi generasi muda sekarang.
Penulis: Anhar Firdaus
Editor: Eny Wulandari