Solia minggu ini|

Tahukah kalian dengan kue rangi? Kue rangi atau sering disebut sagurangi adalah salah satu kue tradisional Betawi.  Kue dari campuran kelapa parut dan tepung sagu ini disajikan dengan saus gula merah yang dikentalkan dengan sedikit sagu.

Di zaman modern seperti ini kue rangi sudah jarang ditemui di ibukota. Namun di daerah Kemanggisan, Jakarta Barat, ada seorang kakek yang dengan gigihnya masih berjualan kue rangi dengan memanggul dagangannya dimulai dari daerah Penjompongan. Sepintas tubuhnya memang terlihat mungil tetapi kakek inspiratif ini mempunyai semangat luar biasa menafkahi keluarga yang ia sayangi dengan cara halal tanpa memelas iba orang lain.

Kakek Ajum berusia 88 tahun. Beliau mengontrak bersama pedagang lainnya di daerah Penjompongan dengan biaya sewa Rp5 ribu/hari. Pendapatan kotor beliau sehari-hari Rp100 ribu, itu pun belum dikurangi biaya makan, biaya kontrakan, biaya keluarga dan biaya bahan kue rangi untuk esok harinya.

Keluarga beliau bertempat tinggal di Tapo, Parung, Jawa Barat. Beliau mempunyai 10 anak dan 10 cucu dari istri pertama. Kemudian istri beliau meninggal lalu kakek Ajum menikah lagi. Dari pernikahan beliau yang ke-2, kakek dan istri dikaruniai dua anak. Beliau pulang seminggu sekali ke Tapo, Parung, Jawa Barat, untuk bertemu dengan keluarganya.

Di usia senjanya kakek Ajum mempunyai impian kecil ingin membuka warung di kampung halamannya agar kakek Ajum dapat berkumpul bersama keluarganya dan tidak perlu memanggul dagangannya keliling Jakarta.

Mari kita doakan agar impian kakek Ajum dapat terwujud. Terima kasih sekali lagi kepada para sahabat KNJ yang telah membagikan informasi keberadaan beliau kepada tim KNJ. Turut juga kami sampaikan terima kasih ke donatur yang telah berbagi rezeki kepada kakek. Dan pastinya terima kasih untuk kakek Ajum yang memberikan kami pelajaran untuk terus bersyukur dan peduli kepada sesama.

Buat kalian yang kebetulan bertemu dengan kakek Ajum atau solia yang lain sesama pedagang kue rangi jangan lupa dibeli ya. Selain berbagi nikmat juga tak ada salahnya ikut melestarikan kuliner nasional agar tidak lekang bersaing dengan roti buatan pabrik yang saat ini banyak dijual di pusat perbelanjaan modern.

Penulis: Yunita Sari
Editor: Eny Wulandari

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close Search Window